Balikpapan,Borneoupdate.com-Sejak tanggal 27 Juni 2021, Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit dr Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) menerima 20-30 pasien dengan membawa pemeriksaan rapid antigen positif dan kondisi sesak, sehingga ruang isolasi pasien isolasi penuh hingga dirawat sampai selasar rumah sakit.
“Kapasitas UGD hanya 20 pasien, sehingga ada 15 orang kami bantu perawatan di selasar. Selasar ini bersifat darurat,” jelas Direktur RSKD Balikpapan dr Edy Iskandar, Kamis (29/7/2021).
Edy mengatakan sudah membuka ruangan baru sebanyak 30 tempat tidur dengan menggeser pasien normal ke ruangan lain. Kemudian tempat itu dijadikan tempat isolasi bagi pasien covid yang berada di selasar, walaupun tidak semua pasien masuk di ruang tersebut.
“Sebanyak 200 tempat tidur sudah kami buka untuk pasien covid, untuk ICU terdapat 18 tempat tidur semuanya sudah terisi penuh,” ulasnya.
Setelah rapat manajemen, ruang ICU Covid ditambah lagi menjadi 14 tempat tidur dengan melakukan up grade ruangan rawat inap menjadi isolasi covid yang lengkap dengan peralatannya.
“Kami juga up grade lagi ruang rawat inap sebanyak 50 tempat tidur, pasien umum kami geser dan dikonsentrasikan hanya di gedung anggrek hitam aja. Sehingga totalnya ruang isolasi 250 tempat tidur dan ICU 30 tempat tidur, ini sudah kapasitas maksimal. Setelah ini kami tidak bisa menambah lagi karena pasien non covid juga harus dirawat,” ungkapnya.
Edy menambahkan, apabila akan menutup sementara ruang UGD jika ruang rawat inap penuh untuk menghindari terjadi penumpukan pasien di ruang UGD.
“Kami tidak ada menerima layanan rujukan di UGD sementara waktu, maka kami mohon masyarakat ketika UGD ditutup akan diarahkan ke rumah sakit lain. Skenario ini akan dijalankan demikian, jadi kalau malam nanti juga menumpuk kami hanya bisa rawat 30 orang aja di UGD,” urai Edy.
Edy berharap rumah sakit lainnya bisa membantu dengan membuka dan memperbanyak lagi ruang isolasi covid dan UGD. Begitu juga masyarakat diharapkan bisa melakukan isolasi mandiri, jika hanya gejala ringan tidak sesak nafas.
Terkait rencana pembukaan tenda memang sudah ada scenario tersebut, namun dengan melihat tenaga medis yang dimiliki pihak RSKD menyatakan ketidaksanggupan. Pasalnya, pihaknya harus mengurus pasien yang ada di dalam rumah sakit jangan sampai tidak sesuai standar.
“Kalau membuka tenda, pertama SDM nya jelas kami tidak punya, kedua tidak standar untuk perawatan infeksius, jadi sebaiknya ke rumah sakit lain,” paparnya.
Apalagi tenaga perawat rumah sakit sebanyak 25 orang melaksanakan isolasi mandiri, karena positif terkonfirmasi Covid 19 dengan gejala ringan. Ada beberapa orang juga dirawat termasuk di ICU.
“Kalau sekarang menangani pasien covid ini ada sebanyak 700 orang, semuanya kami kerahkan untuk konsentrasi covid. Nah yang jadi masalah adalah tingkat kelelahan tinggi,” ujarnya.
Pihak RSKD mulai membuka pendaftaran untuk 50 tenaga medis perawat yang akan dikontrak hingga Desember 2021, untuk mengantisipasi tenaga medis yang kewalahan mengurus pasien Covid.(SAN)
Discussion about this post