Balikpapan, Borneoupdate.com – Walikota Balikpapan, Rizal Effendi, menutup safari Ramadhan 1442 H di masjid Nurul A’la kilometer 17 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Safari ini merupakan kunjungan terakhir yang dilakukan orang nomor satu di Balikpapan ini setelah menjabat sebagai kepala daerah selama dua periode.
“Kami berterima kasih sudah diterima oleh pengurus masjid untuk melakukan kunjungan ke tempat ini,” ujarnya saat memberikan sambutan di hadapan jamaah masjid Nurul A’la, Jumat (07/05) malam.
Rizal kembali mengingatkan tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan oleh semua pihak di tengah kondisi pandemi Covid-19. Apalagi Kota Balikpapan masih berstatus zona oranye yang berada satu strip di bawah merah. Status ini menunjukkan potensi penyebaran virus Corona masih tergolong rentan saat masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.
“Kita tahu di televisi India mengalami tsunami Covid-19. Angka positifnya sampai 400.000 orang dalam sehari. Bahkan informasi terbaru di Medan juga meningkat. Kita beberapa bulan lalu sempat naik. Sampai rumah sakit hampir penuh. Ini saja kita masih oranye. Itu tergolong mendekati zona merah,” tuturnya.
Menurut Rizal sejumlah kelonggaran yang diberikan pemerintah untuk kegiatan di bulan Ramadhan tahun ini tetap dibarengi upaya pengendalian pandemi. Termasuk dengan keluarnya surat edaran bersama yang mengatur pelaksanaan sholat idul fitri yang berisi larangan sholat di lapangan. Meski masjid dan musholla diperkenankan menggelar sholat ied dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Jadi ada yang protes kenapa sholat ied di lapangan malah dilarang. Kan justru protokol kesehatan bisa lebih terjaga. Kami ini mencegah kerumunan yang berpotensi penyebaran Covid-19. Makanya kami minta pengertian masyarakat,” lanjutnya lagi.
Rizal berharap berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah baik untuk kegiatan ibadah maupun saat mudik lebaran bisa diterima masyarakat dengan lapang dada. Karena pemerintah terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 lewat beragam cara yang mungkin dinilai membatasi pergerakan masyarakat.
“Memang secara statistik terjadi kasus kita menurun. Tapi seluruh Indonesia juga masih rentan kasusnya naik jika tidak patuh protokol kesehatan. Bahkan calon jamaah haji Indonesia saja belum ada kepastikan bisa berhaji tahun ini,” tambahnya. (FAD)
















Discussion about this post