Balikpapan, Borneoupdate.com – Pemerintah Kota Balikpapan menegaskan predikat Kota Layak Anak (KLA) Paripurna tidak akan terwujud jika hanya mengandalkan peran pemerintah. Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyatakan bahwa kesuksesan program perlindungan anak sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan ramah anak.
“Kita tidak bisa menyerahkan urusan anak hanya kepada pemerintah. Hak anak adalah tanggung jawab bersama. Semua lapisan masyarakat harus ikut menjaga, mendidik, dan melindungi mereka,” ujarnya, Selasa (24/06).
Bagus menilai, pemahaman masyarakat tentang hak-hak anak masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kota yang ramah anak. Oleh karena itu, Pemkot Balikpapan terus menggencarkan sosialisasi di tingkat RT, sekolah, komunitas, dan lingkungan tempat tinggal. Pemerintah ingin menyentuh kesadaran warga bahwa perlindungan anak dimulai dari rumah, dari tetangga, dan dari lingkungan sekitar.
“Kami turun langsung ke masyarakat, karena di situlah akar permasalahan dan solusi berada. Kami ajak warga memahami bahwa setiap anak berhak tumbuh dengan bahagia, sehat, dan bebas dari kekerasan,” jelasnya.
Menurut Bagus pendekatan yang dilakukan pemerintah saat ini lebih mengedepankan partisipasi dan kebutuhan nyata anak. Pemerintah melibatkan anak-anak melalui forum anak, mendengarkan aspirasi mereka, serta membangun ruang partisipasi agar suara anak menjadi bagian dari pengambilan keputusan.
“Maka kita perlu pendekatan partisipatif dan berbasis kebutuhan nyata. Kita harus melindungi dan memanusiakan anak-anak. Kami ingin Balikpapan dikenal bukan hanya sebagai kota industri, tapi juga sebagai kota yang mencintai dan melindungi anak,” tuturnya lagi.
Selain itu, Bagus menekankan pentingnya lingkungan sosial yang suportif terhadap anak. Ia menyebut peran tetangga, guru, tokoh agama, dan komunitas lokal sangat krusial dalam mencegah kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap anak.
“Kita tidak bisa hanya bicara regulasi. Kita harus bangun budaya yang menghormati hak anak. Dari hal kecil, seperti mendengarkan anak bicara, menghindari kekerasan verbal, hingga memberi ruang bagi mereka untuk berkembang,” ucapnya.
Pemkot Balikpapan juga mengintegrasikan program ramah anak dalam kebijakan pembangunan kota, mulai dari penyediaan taman bermain yang aman, layanan kesehatan anak, hingga pendidikan yang inklusif dan bebas dari kekerasan.
Bagus optimistis, dengan kolaborasi dan kesadaran bersama, Balikpapan dapat melampaui sekadar status administratif KLA dan benar-benar menjadi kota yang mengutamakan hak anak dalam setiap kebijakan.
“Kalau kita ingin masa depan kota ini cerah, kita harus mulai dengan memperlakukan anak-anak kita dengan cinta, hormat, dan tanggung jawab,” tutupnya. (Adv/SUS)
Discussion about this post