Balikpapan, Borneoupdate.com – Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Asep Ahmad Sapturi, menyampaikan keprihatinan terhadap persoalan anak di kota minyak. Padahal kota ini menyandang status Kota Layak Anak (KLA). Kondisi ini memerlukan perhatian dari semua pihak agar segera teratasi dengan efektif.
Asep menyebut ada anak yang memilih tidak bersekolah karena mengalami perundungan oleh teman sebayanya. Informasi terakhir, anak ini akhirnya bersedia menempuh pendidikan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara.
“Saya cek ke pihak wali kelasnya, bahwa disampaikannya anak itu sudah mundur tidak lanjut lagi dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (04/10).
Menurut Asep, kasus perundungan yang menimpa seorang anak ini menjadi PR besar buat pendidikan di Balikpapan. Untuk itu dirinya meminta semua pihak mampu memahami pola dasar dalam mendidik anak. Terutama orang tua di rumah yang harus memperkuat komunikasi dengan anak dan pihak sekoah.
“Kita di Komisi IV DPRD Balikpapan merasa prihatin, sedih dan pilu. Jangan sampai hal semacam ini terjadi lagi. Ini yang harus menjadi perhatian kita bahwa pendidikan dasar itu berawal dari rumah,” tuturnya lagi.
Asep juga berharap adanya penguatan pendidikan karakter kepada anak yang menjadi peserta didik. Apalagi pola pendidikan sekarang sudah berbasis kurikulum merdeka. Di mana peserta didik wajib memiliki mental tangguh di samping mendapat bekal ilmu pengetahuan. Maka orang tua wajib memberi dukungan lewat komunikasi dan kasih sayang.
“Jangan sampai lebih cenderung curhat bersama orang lain. Artinya kalau sudah sang anak memberikan curhatan kepada orangtua, maka itu otomatis itu bagus untuk karakter anak muda kita,” tambahnya. (MAN)




















Discussion about this post