PPU, Borneoupdate.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadikan momentum Idul Adha 1446 Hijriah sebagai strategi konkret untuk memberdayakan ekonomi lokal. Bupati PPU, Mudyat Noor, memastikan pihaknya telah mendistribusikan 95 ekor sapi kurban ke seluruh kecamatan, kelurahan, serta satuan pendidikan dasar dan menengah di wilayah PPU.
Penggunaan sapi lokal jenis Bali sebagai hewan kurban, kata Mudyat, menunjukkan keberpihakan kepada peternak desa dan pelaku usaha ternak di daerah. Langkah ini tidak hanya memperkuat ekonomi mikro. Tetapi juga menghidupkan kembali mata rantai produksi dan distribusi ternak lokal menjelang perayaan hari besar keagamaan.
“Kami mengutamakan sapi Bali sebagai hewan kurban karena kami ingin mendorong peternakan lokal agar terus tumbuh. Kurban ini bukan hanya ibadah, tetapi juga instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya, Kamis (05/06).
Menurut Mudyat pendistribusian hewan kurban ini mencerminkan semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial pemerintah daerah. Termasuk untuk memastikan semua kalangan masyarakat merasakan manfaat dari perayaan keagamaan. Pemerintah tidak hanya memfasilitasi ibadah kurban. Namun sekaligus membangun sistem yang melibatkan banyak lapisan masyarakat. Mulai dari peternak hingga penerima daging kurban.
“Kami berupaya melakukan pemerataan bantuan hewan kurban. Kami ingin memastikan tidak ada warga yang tertinggal dari semangat berbagi. Ini juga bentuk konkret perhatian pemerintah terhadap aspek kesejahteraan umat,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Mudyat, Pemkab PPU secara aktif menjalin kerja sama dengan para peternak lokal untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Terutama dalam meningkatkan permintaan terhadap sapi Bali. Langkah ini juga memberikan peluang pendapatan tambahan bagi peternak desa. Khususnya di wilayah pesisir dan perbatasan.
“Kami ingin peternak desa semakin berdaya. Biasanya kan kalau momen Idul Adha muncul pedagang dari luar daerah. Kalau kalah harga ya sulit menjual sapinya. Karena menjelang kurban karena banyak pembeli memilih dari luar daerah,” tuturnya lagi.
Mudyat berharap ibadah kurban menjadi gerakan sosial dan ekonomi masyarakat. Di mana pemerintah menjadi motor penggerak pelaksanaan pembangunan desa dan penguatan solidaritas antar warga. Langkah ini menegaskan pembangunan tidak hanya berbasis infrastruktur. Melainkan juga dari keadilan sosial dan keberpihakan nyata kepada rakyat kecil. (*/ANA/DiskominfoPPU)
Discussion about this post