Samarinda, Borneoupdate.com – Saat pandemi Covid-19 mewabah di seluruh dunia, wisatawan tak kehilangan akal agar dapat merelaksasi pikirannya dari rutinitas sehari-hari dengan cara digital pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, MPP mengatakan di saat pandemi Covid-19 dimana semua orang dilarang untuk keluar rumah untuk liburan, ternyata tren digital pariwisata terus naik. Ini dikarenakan mudahnya seseorang untuk mengakses obyek-obyek pariwisata secara daring (online).
“Ini mulai menjadi trend, bagaimana digital pariwisata dapat menggantikan keinginan orang untuk berlibur dengan cara mengakses langsung obyek wisata yang diinginkan secara virtual. Banyak usaha pariwisata yang muncul justru memanfaatkan saat pandemi ini,” ujarnya saat Diskusi pada Senin (5/10/2020).
Penyedia jasa obyek wisata juga terus melengkapi obyek wisatanya dengan berbagai foto dan informasi menarik, agar dapat diakses secara cepat melalui internet yang terhubung di seluruh dunia
Ditambahkan Sri Wahyuni, sebenarnya digital pariwisata ini sudah dikenal sebelum saat pandemi Covid-19. Namun, keberadaannya lebih banyak digunakan disaat pandemi dimana kebijakan pemerintah untuk lebih banyak berdiam di rumah dan beraktivitas dari rumah.
“Dengan digital pariwisata, orang dapat melihat berbagai obyek wisata dan aspek-aspek lainnya secara detail. Jika sebelumnya wisatawan cenderung langsung pergi ke obyek wisata, kini mereka dapat melihat secara virtual apa saja fasilitas, layanan dan aspek pendukung lainnya dengan lebih rinci. Harapannya, ketika wabah Covid-19 berakhir, mereka dapat datang secara langsung,” ujarnya.
Disisi pariwisata lokal Sri Wahyuni menjelaskan jika telah terjadi perubahan perilaku wisatawan. Disaat pariwisata mulai diperbolehkan untuk dibuka kembali sejak darurat Covid-19 pada Maret 2020, kini obyek wisata menjalankan sejumlah aturan protokol kesehatan yang ketat.
Obyek wisata boleh beroperasi, namun dengan aman dan sesuai dengan ketentuan pemerintah. Misalnya, harus menerapkan pengunjung yang bermasker kesehatan, menjaga jarak dan mengurangi kapasitas tempat hingga menyediakan tempat cuci tangan dan perlengkapannya.
“Disini kita mengetahui jika perilaku wisatawan juga berubah. Selama masa pandemi ini wisatawan lebih cenderung memilih wisata alam. Begitupun dengan jumlahnya, jika sebelumnya lebih populer wisatawan yang berkelompok, kini lebih pada grup-grup kecil karena tuntutan untuk menjaga jarak dan tidak berkerumun,” ujarnya.(YA)
Discussion about this post