Samarinda — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda, David Hariadi Masjhoer, menegaskan saat ini pihaknya bersama tenaga kesehatan terus berupaya menyembuhkan pasien-pasien yang dirawat dengan memberikan pelayanan terbaik.
Hingga Rabu, 7 September 2020, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kaltim terus naik. Hari ini pasien sembuh di Kaltim berjumlah 6.800 orang pasien atau naik sebanyak 110 orang.
Menampik tudingan sejumlah pihak kepada Rumah Sakit (RS) yang menjual isu Covid-19 terhadap pasien agar mendapat pembayaran lebih besar, dikhawatirkan David Hariadi dapat menurunkan semangat tenaga kesehatan (nakes) yang sejak bulan Maret lalu berjuang tanpa lelah menangani pasien Covid-19.
“Saat ini beredar kabar, kalau selama ini rumah sakit mengkondisikan pasien yang datang berobat terpapar Covid, agar rumah sakit tersebut mendapatkan pembayaran yang lebih besar dari pemerintah. Padahal aturannya jelas yakni Permenkes,” tegasnya, Rabu (7/10).
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Kaltim yang dipimpin Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, didampingi Danrem 091 ASN Brigjen TNI Cahyo Suryo Putro, Kepala BIN Kaltim, Polresta Samarinda, Kepala BPBD Kaltim serta sejumlah pejabat Pemprov Kaltim.
Menurutnya, setiap rumah sakit tidak bisa seenaknya menetapkan klaim kepada pasien yang datang berobat dengan gejala mirip Covid-19 sebagai orang yang terpapar. Semua proses klaim melalui mekanisme yang berlapis dan ketat, sehingga rumah sakit akan kesulitan jika berniat melakukan hal curang.
Selain masalah tudingan mengcovidkan pasien, David juga mengaku kasus penyebaran virus di Kaltim, terutama di Samarinda meningkat karena kesadaran masyarakat rendah.
Pada Rabu, 7 Oktober 2020, jumlah terkonfirmasi Positif Covid-19 di Samarinda sebanyak 3.109 orang dan yang berhasil sembuh sebanyak 2.082 orang pasien.
“Selain keamanan tenaga kesehatan dari keluarga pasien Covid, tenaga kesehatan juga was-was akan ancaman terpapar virus Korona. Jika ada tuduhan rumah sakit sengaja “mengcovidkan” pasien, tentu ini membuat semangat tenaga kesehatan menjadi turun. Semangat moril tenaga kesehatan ini yang perlu kita jaga bersama. Apalagi tenaga kesehatan terlatih untuk menangani pasien Covid-19 di Kaltim masih terbatas,” ujarnya.(YA)
Discussion about this post