Samarinda, Borneoupdate.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kusasih menjelaskan jika tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Samarinda sudah mulai membaik dan terus naik.
Dijelaskannya hingga Jumat, 23 Oktober 2020, jumlah kasus terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kota Samarinda berjumlah 4.004 orang. Namun jumlah orang dan yang dirawat tinggal 600 orang pasien.
“Jadi tingkati kesembuhan kita di Samarinda sudah sangat tinggi. Hampir menembus angka 80 persen. Artinya sudah besar. Dengan sembuhnya kasus positif maka secara tidak langsung itu membantu membentuk buffer populasi. Yang sembuh dari positif akan memebrikan kekebalan terhadap populasi,” jelasnya saat webinar Membangkitkan Peran MAsyarakat dalam Adaptaasi Kebiasaan Baru, pada Sabtu (24/10).
Dikatakan Ismed, Covid-19 adalah penyakit baru dan penatalaksanaan juga berubah-ubah. Kementerian Kesehatan saja, ujarnya, telah melakukan revisi ke lima dalam penatalaksanaannya penyakit baru dan menjadi pandemi ini.
Dalam revisi juga terjadi perubahan penatalaksanaan yang sebelumnya bernama Gugus Tugas kini berganti mejadi Satuan Tugas (Satgas) yang mengurus Covid-19 ini dari hulu hingga hilirnya.
Kota Samarinda, ujarnya berhasil menahan penyebaran Covid-19 selama lebih kurang empat bulan sejak Covid-19 masuk ke Kaltim pada pertengahan Maret 2020.
Hingga pasien ke 78 (SMD-78), barulah Covid-19 merebak di Samarinda. Ini dikarenakan Samarinda adalah ibu kota provinsi, semua akses terbuka seperti Bandar udara, laut dan darat. Maka Samarinda sangat beresiko mengalami penularan yang begitu tinggi seperti saat ini.
“Pertengahan Juli barulah transmisi lokal terjadi di Kota Samarinda. Itupun asalnya dari import case dari daerah luar. Kota Samarinda adalah kota terpadat di Kalimantan. Ketika Banajarmasin, Palangka Raya dan Balikpapan sudah tinggi, Kota Samarinda, masih bisa menahannya,” ujarnya.
Memasuki adaptasi baru, Samarinda seperti kota-kota lainnya di Indonesia, juga sudah memasuki adaptasi new normal, , sehingga penanganan Covid-19, tidak saja bagaimana dalam penanganannya, tetapi juga bagaimana memikirkan ekonomi masyarakat agar tetap berjalan.
“Hari Kamis, di BNPB Pusat, Kaltim telah keluar dari zona merah menuju zona Jingga. Jadi tingkat resikonya sedang. Penambahan kasus terkonfirmasi Positif adalah keniscayaan. Karena itu strategi penanganan kesehatan kita terus melakukan 3T, testing, tracking, dan treatment. Dan Alhamdulillah, sudah menunjukkan keberhasilan,” ujarnya.(YA)
Discussion about this post