Samarinda, Borneoupdate.com – Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (IDI Kaltim) dr Nataniel Tandirogang menegaskan masyarakat agar tidak terlalu berharap dengan vaksin Covid-19 yang kabarnya akan diberikan pada Provinsi Kaltim.
“Vaksin tidak bisa terlalu kita harapkan yah. Tidak papalah kita bayang-bayangkan saja. Vaksin bukan persoalan menyeluruh, vaksin smeentara ini masih diuji coba dan efektivitas vaksin pun sebenarnya tidak kita tahu secara pasti,” ujarnya di Samarinda, (2/11).
Dijelaskannya, walaupun saat ini vaksin digembar-gemborkan sebagai salah satu obat yang ampuh untuk melawan Covid-19, namun kenyataannya vaksinnya masih dalam tahap uji coba. Diperkirakan vaksin baru akan tersedia dan rilis di awal tahun 2021 mendatang.
Sementara untuk vaksin buatan Indonesia yaitu vaksin merah putih, barangkali baru bisa digunakan di awal-awal tahun 2022.
“Nah coba bayangkan waktu yang begitu panjang, yang dimana penyebaran Covid-19 masih dapat terjadi secara masif sementara vaksinnya masih lama ketersediaannya. Makanya prinsip bagaimana menjaga sesama saya harus terus ditanamkan diantara kita warga masyarakat,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan, agar warga untuk dapat saling mendukung, saling memberi support dan tidak mengucilkan orang yang terinfeksi Covid-19 dan tidak menghindari orang yang telah sembuh dari paparan Covid-19.
Sementara itu, cara untuk menangkal virus Korona yang paling murah adalah dengan cara 3M yaitu menjaga jarak dengan orang lain sejauh 2 meter, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan selalu menggunakan masker jika sedang keluar rumah.
Dijelaskan, jika berhadapan dengan orang dan tidak sama-sama menggunakan masker, maka resiko penularannya akan 100 persen. Jika berhadapan dengan orang yang berpotensi Covid-19 tidak memakai masker dan walaupun kita memakai masker, potensi penularannya sebesar 70 persen.
“Dan lebih aman adalah ketika ada orang sakit, orang-orang yang OTG (Orang Tanpa Gejala) memakai masker, walaupun kita tidak memakai masker potensi penularannya hanya 5 persen. Apalagi jika sama-sama memakai masker dan menjaga jarak, dua meter, potensi penularannya menjadi nol,” jelasnya. (YA)




















Discussion about this post