BALIKPAPAN, Borneoupdate.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan sudah melaporkan ke Wali Kota Balikpapan selaku Ketua gugus tugas Balikpapan untuk rencana simulasi sekolah-sekolah yang ada di wilayah zona kuning.
“Kami sudah melakukan pendataan. Di zona kuning ada di kelurahan tritip, ada tiga sekolah yaitu SMP 13, SMPIT Al Azhar, dan SMP Darul Azhar. Sementara di Kariangau ada SMP 16 dan SMP 21,” tutur Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin.
Lanjutnya, dijelaskan melaporkan kondisi siswa, guru dan tenaga kependidikannya. Seperti contoh, SMP Negeri 13 itu jumlah siswanya 632 orang. Ternyata dari data, yang berada atau berdomisili di kelurahan Teritip tersebut hanya 65,98 persen. Sisanya 34 persen anak yang bersekolah di SMP Negeri 13 Teritip tapi bukan warga Teritip.
Kemudian, SMPIT Al Azhar ada 206 anak. Yang dari dalam kelurahan tersebut ada 57,28 persen. Sedangkan, sisanya dari luar kelurahan tersebut ada 42 persen.
Sementara itu, SMP Negeri 16, siswanya berjumlah 399 hanya 42 persen yang dari dalam, sisanya dari luar. Termasuk gurunya,”ujarnya.
Sehingga Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi mengusulkan agar mencoba berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. “Ada dua pola, karena kelurahannya zona kuning, kita menerapkan dengan protokol kesehatan. Tadi yang diluar kelurahan Tritip atau Manggar bisa dilakukan dengan daring, sambil kita mengikuti perkembangan,” tuturnya.
Bahkan, Dinkes juga meminta agar melakukan rapid test terlebih dahulu, sebelum simulasi dilakukan kepada siswa yang akan ikut simulasi pembelajaran tatap muka. “Kami sampaikan dulu data ini. Kami lihat alamatnya, apakah nanti rapid test di puskesmas atau petugas kesehatannya datang ke rumah-rumah,” ucapnya.
Sehingga, Tim gugus tugas juga meminta agar Diskes dan Disdikbud memprioritaskan anak yang berdomisili di kelurahan wilayah zona kuning itu. “Kalau hasil rapid test itu dinyatakan aman, baru bisa dilakukan simulasi,” serunya.
Akan tetapi, Muhaimin tidak mau berkomentar mengenai target waktu pelaksanaan simulasi. “Kan tidak serta-merta. Tidak boleh juga buru-buru, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat,”tandasnya.(*)
Discussion about this post