Samarinda, Borneoupdate.com – Pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penyebab bertambahnya angka kemiskinan di Kota Samarinda. Hal tersebut terungkap saat Pemkot Samarinda menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Penanggulangan Kemiskinan Kota Samarinda Tahun 2020 secara virtual, Senin (30/11) pagi.
Hadir sebagai pembicara pagi itu, tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden RI, Edi Safrijal. Rakor dibuka oleh Asisten I Sekretariat Pemkot Samarinda, Tejo Sutarnoto yang diikuti seluruh camat dan lurah di lingkungan Pemkot Samarinda.
Dalam sambutannya, Tejo mengatakan pandemi Covid-19 membawa dampak besar bagi perekonomian masyarakat. Tidak sedikit warga yang harus kehilangan pekerjaan selama pandemi karena terganggunya perekonomian nasional dan dunia.
“Imbas yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 adalah kerentanan yang tinggi dalam keluarga, terutama masalah kesehatan, sosial, pendidikan dan ekonomi rumah tangga,” ujar Tejo.
Sehingga rakor ini diharapkan dapat menyelaraskan program pusat dan daerah dalam penerapan strategi perencanaan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan.

Dalam rakot ini terungkap, angka kemiskinan Kota Samarinda pada tahun 2019 berdasar data BPS Samarinda mencapai 4,59 persen. Dimana angka tadi dianggap lebih kecil dibanding kabupaten/kota lain di provinsi Kaltim.
Sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Samarinda, Ananta Fathurozi menambahkan jika kinerja sosial Kota Samarinda secara rata-rata lebih baik dibanding wilayah lain.
“Karena tingkat kemiskinan di Samarinda menurut angka tadi dianggap lebih kecil dari 9 kabupaten dan kota lainnya di Kaltim,” jelas Ananta yang juga Kepala Bappeda Samarinda.
Pemerintah Kota Samarinda sudah menjalankan beberapa strategi penanganan bagi warga yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19, baik dari segi perlindungan maupun jaring pengaman sosial.
“Pada pengaman sosial Pemkot Samarinda juga sudah membagikan sembako bagi 17.898 KK dan menggratiskan tagihan PDAM bagi kelompok rumah tangga dan kelompok sosial,” jelasnya.
Sementara itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Edi Safrijal menjelaskan mempercepat penurunan angka kemiskinan digunakan langkah-langkah dalam mengurangi beban pengeluaran warga miskin, meningkatkan pendapatan warga miskin, serta mengembangkan program UKM.
“Selama pandemi Covid-19 ada peningkatan jumlah warga miskin di Indonesia yang angkanya mencapai 3 juta jiwa. Sehingga, diharapkan untuk meningkatkan belanja bantuan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup serta memulihkan fungsi sosial di tengah masyarakat saat ini.(YA)




















Discussion about this post