Samarinda, Borneoupdate.com — Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim di tahun 2019 sudah menunjukkan pertumbuhan positif di akhir 2019, namun pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Indonesia dan tentunya Kaltim, membawa dampak penurunan ekonomi yang sangat terasa di tahun 2020.
Hal tersebut dijelaskan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Muhammad Sa’bani dalam acara webinar bertema “Ekonomi Kaltim Melejit Pasca Pandemi” yang dilaksanakan pada Kamis, (17/12/2020).
“Sepanjang 2020 saat pandemi melanda sejak Maret, penurunan ekonomi Kaltim mulai terasa. Pandemi Covid-19 ini tidak dapat diprediksi (kapan berhentinya) dan nampaknya masih akan berlanjut di 2021,” jelasnya.
Dijelaskannya kontraksi ekonomi yang dialami Kaltim ternyata lebih dalam dari kontraksi ekonomi nasional. Pada triwulan II 2020 Kaltim mengalami pertumbuhan yang minus yang berdampak pada pendapatan daerah dan konsumsi masyarakat.
Pertumbuhan Kaltim sempat naik pada Triwulan III 2020, namun nilainya masih belum mampu mendongkrak ekonomi secara keseluruhan. Posisi Kaltim yang masih tergantung pada mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas, menjadikan Kaltim sulit bangkit karena permintaan dunia yang sangat kurang pada sektor-sektor tersebut.
“Dengan penurunan ekonomi dunia dan permintaan ekspor kita turun juga berdampak pada APBD Kaltim yang telah dilakukan refocusing oleh Pemerintah Pusat akibat dalamnya dampak penurunan ekonomi Kaltim dan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkannya, selama di 2020 beberapa sektor masih dapat tumbuh tetapi masih lambat. Untuk itu Pemprov Kaltim akan fokus pada sektor-sektor yang mampu menggerakan roda ekonomi seperti ekspor hasil perkebunan.
“Meang harapan cerah sudah terlihat di depan mata dengan ditemukannya vaksin anti Covid-19. Paling tidak ditemukannya vaksin dapat menekan pengaruh pandemi ini terhadap aktivitas masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang sempat menyentuh angka 4,77 persen, maka harus di revisi ulang pada tahun 2021 mendatang. Target kita pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 2 persen,” ujar Sa’bani. (YA)
















Discussion about this post