Balikpapan, Borneoupdate.com – Kondisi pandemi Covid-19 dan kenaikan kasus terkonfirmasi positif di Balikpapan turut berdampak pada sektor pariwisata di tahun 2021. Dimana jumlah kunjungan pariwisata yang rata-rata 2,5 juta orang per tahunnya mengalami penurunan hingga 90% sepanjang tahun 2020.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Balikpapan, Dortje Marpaung mengatakan kondisi ini menyebabkan pihaknya mengoreksi target kunjungan wisatawan ke kota minyak pada tahun 2021. Mengingat hingga kini dampak pandemi Covid-19 masih berlanjut bahkan jumlah kasusnya menunjukkan grafik peningkatan yang menyebabkan Pemerintah Kota Balikpapan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Kami menurunkan target kunjungan wisatawan menjadi 1 juta kunjungan pada tahun 2021 ini. Ini merupakan dampak dari situasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlanjut di tahun 2021,” ujarnya usai rapat koordinasi di kantor Walikota Balikpapan, Senin (18/01) siang.
Dortje mengakui target kunjungan wisatawan ke Balikpapan sebanyak 1 juta orang tersebut jauh lebih rendah dibandingkan target di masa normal sebelum terjadi pandemi Covid-19. Hal itu berdasarkan data tahun 2020 yang mencatatkan jumlah wisatawan kurang dari 500 ribu dalam satu tahun. Padahal dalam kondisi normal tercatat 2,5 juta wisatawan masuk ke Balikpapan setiap tahunnya.
“Kita berpikir bahwa target untuk kunjungan wisatawan itu sudah terlalu tinggi, karena untuk tahun 2020 saja jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Balikpapan tidak sampai dari 500 ribu,” tuturnya.
Menurut Dortje, pihaknya berencana akan melakukan evaluasi terhadap target PAD yang sudah ditetapkan pada April 2021 mendatang dengan mempertimbangkan situasi PPKM akibat pandemi Covid-19. Karena sektor pariwisata tetap harus memprioritaskan keselamatan jiwa dalam operasionalnya sehingga pemerintah lebih memilih menutup tempat wisata meski saat libur bersama.
“Jadi meskipun saat ini target PAD dari sektor pariwisata kembali naik tapi nanti kita akan melakukan evaluasi kembali di bulan April. Kita lebih mengutamakan pada jaminan keamanan kesehatan dibandingkan untuk meningkatkan PAD karena memang beberapa sektor pariwisata terpaksa ditutup di awal tahun ini dengan peningkatan kasus Covid 19,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post