Di kota Balikpapan, isu genangan air menjadi sorotan utama bagi masyarakat dan pemerintah. Fenomena ini kerap menimbulkan perdebatan, terutama dalam mendefinisikan apakah genangan air imasuk kategori banjir atau tidak. Gasali, Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan menyeut bahwa genangan air di Balikpapan bukanlah banjir. Pernyataan ini membawa perspektif baru dalam memahami persoalan yang selama ini dianggap sebagai banjir.
Menurut Gasali, genangan air di Balikpapan hanya menyebabkan daerah tertentu terendam tanpa adanya aliran deras yang dapat menghanyutkan benda-benda di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan definisi banjir yang umumnya melibatkan aliran air deras dan berbahaya.
“Genangan air di Balikpapan bukan masuk kategori sebagai banjir. Karena tidak mengakibatkan air mengalir deras dan menghanyutkan, melainkan menyebabkan daerah terendam. Masalah ini menjadi fokus pemerintah dalam program pengentasan genangan air,” ujarnya kepada wartawan.
Namun, meskipun genangan air tidak dikategorikan sebagai banjir, dampaknya terhadap masyarakat tetap signifikan. Aktivitas sehari-hari terganggu, infrastruktur rusak dan potensi penyakit yang ditimbulkan dari genangan air semakin meningkat. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi genangan air harus menjadi prioritas utama.
Salah satu faktor utama penyebab genangan air adalah pembangunan yang tidak seimbang dengan kapasitas aliran air dan sistem drainase yang ada. Dampaknya air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar dan menyebabkan genangan. Selain itu, kondisi geografis Balikpapan yang berada di dekat pesisir membuat genangan semakin parah apabila hujan deras bersamaan dengan pasang air laut.
Fenomena ini menunjukkan tantangan genangan air di Balikpapan bukan hanya masalah teknis. Tetapi juga persoalan perencanaan tata ruang. Sistem drainase yang ada saat ini belum mampu mengimbangi pesatnya pertumbuhan pembangunan di kota ini. Di sisi lain, prilaku membuat sampah sembarangan juga turut menyumbang penyumbatan saluran air.
Untuk mengatasi permasalahan genangan air, pemerintah memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah, masyarakat dan sektor swasta harus bersinergi dalam mencari solusi. Mulai dari perbaikan sistem drainase, pengendalian tata ruang, edukasi masyarakat hingga pengelolaan air hujan.
Genangan air di Balikpapan adalah persoalan yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Meski tidak memenuhi kriteria sebagai banjir dampaknya terhadap kehidupan masyarakat tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, perlu ada langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Terutama dari perbaikan infrastruktur hingga peningkatan kesadaran masyarakat.
Sebagai kota yang terus berkembang, pemerintah setempat punya tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi warganya. Kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta tentu diharapkan. Agar genangan air tidak lagi menjadi momok yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kini saatnya beraksi. (*)
Discussion about this post