Balikpapan, Borneoupdate.com – Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Syarifuddin Oddang, menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan data dan pelaksanaan proyek penanganan banjir. Ia mengingatkan penyaluran anggaran harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
Oddang meminta pemerintah kota tidak bekerja secara sektoral dan tertutup, terutama dalam proyek-proyek infrastruktur penanggulangan banjir. Menurutnya, pelibatan semua elemen, termasuk masyarakat, harus menjadi prinsip utama dalam perencanaan hingga pelaksanaan program.
“Kita harus libatkan semua elemen, mulai dari DPRD, PU, sampai masyarakat. Jangan ada yang jalan sendiri-sendiri. Kita perlu kolaborasi yang kuat. Jadi kita bisa cari solusi yang tepat dan berkelanjutan. Jangan tambal sulam,” ujarnya, Selasa (06/05).
Oddang menilai kolaborasi antarinstansi dan warga sangat krusial dalam menangani persoalan banjir yang semakin kompleks. Ia menyebut kurangnya keterbukaan informasi dan koordinasi lintas sektor sebagai penyebab tidak maksimalnya program yang telah berjalan selama ini.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis data dalam menyusun program prioritas. Oddang meminta pemerintah agar tidak hanya bereaksi terhadap banjir setelah kejadian, tetapi juga melakukan langkah preventif yang didasarkan pada analisis menyeluruh.
“Perencanaan berbasis data menjadi kunci. Pemerintah harus gunakan informasi yang akurat dalam menentukan titik rawan dan prioritas pengerjaan. Jangan hanya menunggu banjir terjadi baru kita turun tangan,” lanjutnya.
Oddang menyebut banyak proyek yang berjalan tanpa memperhatikan skala prioritas dan peta aliran air secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan anggaran yang dikeluarkan tidak memberi dampak signifikan terhadap penurunan risiko banjir. “Kalau kita asal bangun drainase tanpa tahu pola aliran air, ya banjir tetap terjadi. Kita butuh strategi menyeluruh, bukan proyek tambal sulam,” tuturnya lagi.
Oddang menambahkan program pengendalian banjir akan lebih efektif jika pemerintah membuka ruang dialog dengan masyarakat yang terdampak langsung. Menurutnya, masukan dari warga bisa menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan penting sebelum eksekusi proyek dilakukan. “Warga punya pengalaman langsung. Mereka tahu titik-titik genangan yang belum terdata. Jadi, libatkan mereka sejak awal agar programnya sesuai kebutuhan,” tambahnya. (SAN)
Discussion about this post