Pelantikan Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo sebagai Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan periode 2025-2030 menjadi momentum penting bagi kota ini. Di tengah arus perubahan besar dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Balikpapan memiliki kesempatan emas untuk membangun diri sebagai model kota berkelanjutan yang dapat menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia.
Sebagai kota penyangga IKN, Balikpapan tidak hanya menghadapi tantangan dalam pengelolaan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintahan Rahmad Mas’ud harus mengadopsi pendekatan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan ekologi dan sosial.
Salah satu tantangan utama Balikpapan adalah peningkatan infrastruktur yang selaras dengan prinsip kota hijau. Pembangunan yang masif tanpa memperhatikan aspek lingkungan akan berdampak negatif terhadap ekosistem kota. Oleh karena itu, penerapan konsep smart city dengan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas. Misalnya, penggunaan energi terbarukan untuk penerangan jalan, pembangunan fasilitas transportasi publik yang mengurangi emisi karbon, serta pengelolaan sampah berbasis circular economy.
Penyediaan air bersih juga menjadi perhatian utama. Rahmad Mas’ud telah menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan ini dalam 100 hari pertama. Namun, solusi jangka panjang seperti pemanfaatan teknologi desalinasi atau sistem penyimpanan air hujan harus dipertimbangkan agar Balikpapan tidak terus bergantung pada sumber air yang terbatas.
Di sisi lain, sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci bagi Balikpapan agar dapat bersaing di tingkat global. Pemerintah telah menetapkan pendidikan gratis hingga tingkat SMP dan subsidi SPP bagi sekolah swasta sebagai langkah awal. Namun lebih dari itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan dengan penerapan kurikulum berbasis keterampilan digital dan kewirausahaan agar generasi muda siap menghadapi tantangan masa depan.
Adapun sektor kesehatan, program BPJS Kelas 3 gratis bagi masyarakat kurang mampu harus diiringi dengan peningkatan fasilitas medis dan jumlah tenaga kesehatan yang memadai. Pembangunan rumah sakit dan pusat kesehatan berbasis teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi layanan serta mempermudah akses bagi masyarakat.
Maka keberhasilan pembangunan Balikpapan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat dan sektor swasta. Pemerintah harus membangun kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, pengusaha, dan komunitas lokal, untuk menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan kota.
Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo memiliki kesempatan besar untuk menjadikan Balikpapan sebagai kota yang tidak hanya maju secara ekonomi. Tapi juga nyaman, hijau dan berdaya saing tinggi. Intinya adalah strategi yang tepat dan eksekusi yang konsisten. Balikpapan bisa menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menyongsong era baru sebagai bagian dari kawasan strategis IKN. (*)
Discussion about this post