Jakarta, Borneoupdate.com – Pemerintah telah meneguhkan kondisi pangan pokok menjelang bulan suci Ramadan berada dalam status yang aman dan cukup. Demi mengatasi permintaan konsumsi yang cenderung akan meningkat, maka pasokan pangan akan digelontorkan sembari pengawasan ketat di pasar-pasar dilaksanakan.
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius adalah minyak goreng MinyaKita. Arief katakan upaya menurunkan harga MinyaKita di pasaran menjadi target yang harus diwujudkan pemerintah.
“MinyaKita ditargetkan penyaluran 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp 15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di Rp 17 ribuan. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harga nanti akan turun. Secepatnya kita laksanakan ini,” jawab Arief saat diwawancarai seusai Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan.
“Mulai besok (27/2/2025) Bapak Kapolri sudah perintahkan jajarannya turun ke pasar. Beliau sampaikan mulai besok akan ditertibkan. Pokoknya harus dijual dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Tidak boleh lebih dari itu,” lanjutnya.
Terkait itu, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di Rp 17.679 per liter. Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai dan bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67 persen atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi kebutuhan konsumsi di Februari 2025 adalah 425,9 ribu ton.
“Kita mau sampaikan bahwa ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo perintahnya ke kita, bahwa ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik,” tambah Arief.
Lebih lanjut, stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog. Sedangkan ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 total ada 815,4 kiloliter.
“Nah untuk di pasar tradisional, kita meminta untuk menjual dengan harga seperti harga acuan atau HET, karena kalau di pasar tradisional itu biasanya tidak ada price tag-nya. Jadi harga itu biasanya ada negosiasi. Tapi kalau di pasar modern, hampir semuanya harganya sudah sesuai,” ucap Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
“Memang yang kita perlu imbau adalah pasar-pasar tradisional, karena jumlah pasar tradisional itu tentunya lebih banyak daripada pasar modern. Sesuai arahan Bapak Presiden, beliau ingin harga di konsumen bisa terkontrol dengan baik, terutama saat Ramadan sampai Idulfitri,” terangnya. (*/Bapanas)
Discussion about this post