SAMARINDA, Borneoupdate.com – Kota Balikpapan mengalami deflasi -0,30 persen pada bulan Juli 2020 berdasarkan perhitungan Indek Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Timur.
Pada bulan Juli 2020, Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,07 persen, dimana pembentuknya dua kota yaitu Samarinda dan Balikpapan. Di Samarinda terjadi inflasi sebesar 0,36 persen dan Kota Balikpapan justru sebaliknya, mengalami deflasi (minus).
Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim, Anggoro Dwi Tjahyono dalam penyampaian rilis inflasi bulanan di Kantor BPS Kaltim di Samarinda menjelaskan, ada beberapa barang yang turut andil menyumbang inflasi dan deflasi.
Di Balikpapan, kenaikan harga barang terjadi pada sayur kangkung sebesar 0,082 persen, emas perhiasan sebesar 0,046 persen, bayam 0,043 persen, rokok kretek sebesar 0,031 persen, dan tomat sayur 0,029 persen.
Sementara itu penyumbang deflasi atau penurunan harga terjadi pada kelompok bawang putih sebesar -0,040 persen, pizza sebesar -0,047 persen, bawang merah -0,107 persen, daging ayam ras turun sebesar -0,131 persen dan tarif angkutan udara sebesar -0,162 persen.
“Dengan deflasi sebesar -0,30 persen, maka inflasi tahun kalender (Januari-Juli) untuk Kota Balikpapan sebesar 0,86 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,41 persen,” ucap Anggoro, Senin (3/7/2020).
Di Samarinda andil inflasi disumbang oleh angkutan udara, daging ayang ras, nasi dengan lauk, jagung manis dan udang basah. Sedangkan penyumbang penurunan adalah harga mobil, ikan gabus (haruan), cabe rawit, biaya bimbingan belajar dan harga bawang merah.
Sementara itu, Dari lima provinsi di Kalimantan, inflasi tertinggi berada di Kota Samarinda dengan nilai inflasi 0,36 persen. Sedangkan terendah berada di Kota Tarakan sebesar 0,24 persen. Untuk deflasi tertinggi bulan Juli ada di Kota Singkawang sebesar -0,45 persen dan deflasi terendah berada di Kota Palangka Raya -0,22 persen.(YA)
Discussion about this post