Balikpapan, Borneoupdate.com – Puluhan massa relawan kolom kosong di Pilkada Kota Balikpapan berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (11/11) siang. Massa menuntut penggantian panelis dalam pelaksanaan debat publik kedua yang dijadwalkan dilaksanakan oleh KPU Kota Balikpapan di hotel Novotel Rabu (11/11) malam.
Ketua Jaringan Relawan Kolom Kosong Kota Balikpapan Suriansyah menegaskan pihaknya tidak berniat membatalkan jadwal pelaksanaan debat publik yang merupakan bagian tahapan pilkada di KPU. Namun KPU dianggap tidak memberikan ruang diskusi kepada masyarakat dalam penentuan panelis yang dilibatkan saat pelaksanaan debat.
“Kami sudah menyurati KPU pada 26 Oktober lalu, namun tidak pernah direspon. Seharusnya dalam menentukan panelis itu, KPU harus mengundang masyarakat Balikpapan. Intinya kami hanya menyampaikan keberatan kepada KPU yang dinilai menghadirkan panelis yang tidak kompeten,” ujarnya kepada wartawan.
Menurut Suriansyah, tudingan sebagian panelis yang dilibatkan saat debat Pilkada di Balikpapan tidak berkompeten karena bukan berasal dari Kota Balikpapan. Termasuk dua orang panelis yang merupakan akademisi dari Universitas Mulawarman, yang disebutkan merupakan dosen dari pasangan calon tunggal di Pilkada Balikpapan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Kota Balikpapan Noor Thoha mengatakan pihaknya tidak mungkin melakukan perubahan terhadap daftar panelis yang dihadirkan dalam debat publik. Mengingat panelis yang dilibatkan sudah diumumkan sejak jauh hari dan telah diputuskan dalam rapat pleno.
“Untuk kemungkinan diganti lagi, itu sudah tidak mungkin dan kita sudah mengumumkan lama daftar panelis yang akan dilibatkan dalam debat publik ini, ” ujarnya.
Sementara terkait isu netralitas panelis yang merupakan dosen dari Pasangan Calon, Thoha menjelaskan bahwa hal tersebut telah diklarifikasi sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Selain itu, pihak KPU dalam menentukan panelis juga menggunakan beberapa pertimbangan yakni terkait netralitas kemudian tentang keahlian kepakarannya.
“Ibu Rahma itu betul dosen tapi tidak pernah mengajar, sedangkan Aji Sofyan itu betul dosen tapi hanya sebatas pertemuan di kelas saja. Jadi kami sudah sampaikan klarifikasi terkait panelis yang akan dilibatkan dalam debat publik ini,” tambahnya. (FAD)
















Discussion about this post