Balikpapan, Borneoupdate.com – Kreativitas menjadi persoalan dalam pengelolaan Gedung Parkir Klandasan (GPK). Padahal anggaran pembangunannya menelan anggaran hingga Rp 90 miliar. Namun hingga kini Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pengelolaan gedung tersebut masih di bawah harapan.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Syarifuddin Oddang mengatakan pihak dewan sudah berulang kali menyampaikan sorotan seputar pengelolaan GPK. Sebab masyarakat belum memanfaatkan keberadaan gedung parkir delapan lantai itu secara maksimal. Meski sudah beroperasi sejak lama.
“Sayang sekali aset pemerintah yang sedemikian besar itu tapi belum maksimal pengelolaannya. Berapa sudah anggaran habis untuk bangun gedungnya. Jadi kami ingin ada terobosan dari pemerintah,” ujarnya, Senin (31/07).
Akibat belum maksimalnya pengelolaan GPK, lanjut Oddang, pendapatan pemerintah dari sektor parkir selalu tidak tercapai setiap tahunnya. Padahal gedung parkir menjadi harapan mendongkrak PAD Kota Balikpapan dari sektor perparkiran. Termasuk pemasukan dari parkir umum tepi jalan raya.
“Dari laporan yang saya terima, PAD parkir kita cuma dapat Rp 2 miliar lebih. Sementara targetnya Rp 10 miliar. Jadi ada banyak PR yang belum selesai parkir ini. Mulai parkir umum di tepi jalan raya hingga gedung parkir yang tidak maksimal,” tuturnya.
Menurut Oddang, pemerintah harus mampu menghadirkan kreativitas dalam pengoperasian GPK yang berdiri sejak 2017. Termasuk membuka kemungkinan melibatkan pihak swasta dalam kerja sama pengelolaan. Bahkan dirinya saat melintas sering melihat kondisi gedung parkir yang terlihat sepi dari kendaraan yang parkir.
“Tiap tahun kan ada anggaran perawatan kita keluarkan. Saya pikir pihak ketiga sudah saatnya dilibatkan di gedung parkir. Kalau lebih bagus kenapa tidak,” tambahnya lagi. (SAN)
Discussion about this post