Balikpapan, Borneoupdate.com – Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyulloh Bandung, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ASTINA (Asosiasi Tenaga dan Instruktur Nasional). Hak itu terkait isu strategis pemanfaatan teknologi “deep learning” dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan yang berlangsung baru-baru ini, ASTINA menyoroti pentingnya adaptasi pendidikan. Khususnya pendidikan kesetaraan terhadap perkembangan teknologi digital masa kini.
Wahyulloh menilai langkah ASTINA sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap masa depan pendidikan Indonesia. Ia menekankan penggunaan teknologi canggih seperti deep learning bukan hanya relevan. Tetapi juga menjadi kebutuhan mendesak di era disrupsi digital.
“Kegiatan seminar ini sangat relevan dengan tantangan di dunia pendidikan saat ini. Pendidikan kesetaraan pun harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi agar tidak tertinggal,” ujarnya, Kamis (15/06).
Wahyulloh mengatakan teknologi tidak boleh menjadi pemisah antara pendidikan formal dan pendidikan kesetaraan. Di mana semua lini pendidikan harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
“Jangan sampai pendidikan kesetaraan dianggap kelas dua. Justru dengan pendekatan teknologi seperti deep learning, kita bisa menyamakan kualitas pembelajaran dan memperluas jangkauan ke seluruh masyarakat,” jelasnya.
Dalam forum yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan tersebut, ASTINA memaparkan potensi penggunaan *deep learning* untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Teknologi ini memungkinkan sistem pembelajaran mengenali pola, menyesuaikan metode pengajaran secara personal, dan memberikan umpan balik yang akurat bagi peserta didik.
Wahyulloh menyambut baik paparan tersebut dan menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendorong regulasi dan kebijakan yang mendukung transformasi digital di bidang pendidikan. “Kami di DPRD siap mendukung kebijakan yang progresif dan responsif terhadap kebutuhan pendidikan di era digital. Kolaborasi antara pemangku kebijakan, pelaku pendidikan dan organisasi profesi itu penting,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut, Wahyulloh juga mengajak lembaga pendidikan di Balikpapan, baik formal maupun non-formal, untuk berkembang. Mulai dari mengeksplorasi pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan dalam sistem pembelajaran mereka. “Balikpapan tidak boleh tertinggal dalam hal ini. Kita harus menjadi pelopor di Kalimantan Timur dalam menerapkan inovasi pendidikan berbasis teknologi,” tambahnya. (SAN)
Discussion about this post