Balikpapan, Borneoupdate.com – Pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban menjadi perhatian dari DPRD Kota Balikpapan. Di mana setiap Idul Adha kebutuhan sapi dan kambing di kota minyak terus meningkat. Sementara pemenuhannya masih mengandalkan pasokan dari daerah lain. Seperti wilayah Sulawesi, Jawa dan Bali.
Anggota DPRD Balikpapan, Slamet Iman Santoso menilai perlunya peningkatan pengamanan hewan kurban oleh OPD terkait. Khususnyamenghadapi hari besar Idul Adha. Seharusnya setiap hewan yang masuk ke Balikpapan harus lengkap dengan tanda telinga (eartag). Tanda itu menunjukkan hewan itu sudah bersertifikasi sehat, halal serta terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Yang jelas harus aman hewannya juga dagingnya. Kan beberapa tahun ini ramai kasus PMK. Kalau bermasalah kan bisa berimbas pasokan kurang. Biasanya harga malah jadi tinggi saat kondisi begitu,” ujarnya, Jumat (14/06).
Pihak masyarakat, lanjut Slamet, harus memiliki ilmu untuk memilih hewan ternak sapi dan kambing. Terutama memastikan kebenaran hewan kurban yang sudah terpasang penanda di kuping. Karena tanda tesebut sudah menandakan sapi tersebut sudah terverifikasi vaksin PMK, data ternak dan pemantauan lalu lintas ternak.
“Secara prosedur sudah ada. Tinggal pengawasannya saja. Jangan sampai ada yang terlewat tidak terpantau. Kan hewan kurban yang masuk harus sudah karantina dan vaksinasi PMK. Nanti ada pemasangan eartag yang sudah ada barcodenya,” tuturnya lagi.
Slamet juga menghimbau masyarakat untuk pandai memilih dan membeli hewan kurban. Apalagi informasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim menyebutkan ada 8 Kabupaten/Kota Kaltim wilayah yang terdampak PMK. Bahkan masih berada di zona Merah. Hanya Mahakam Ulu dan Berau saja yang masuk zona hijau.
“Makanya pemerintah setempat wajib memberikan jaminan pengamanan ketersediaan stok dan kualitas hewannya. Kan sudah ada vaksinasi PMK juga. Semoga hewan kurbannya sehat dan dagingnya aman,” tambahnya. (MAN)
Discussion about this post