PPU, Borneoupdate.com – Pembatalan pembangunan Bendung Telake di Kabupaten Paser mengundang keprihatian dari wakil rakyat di PPU. Pasalnya keberadaan proyek tersebut tergolong penting dalam mendukung produktifitas pertanian di Kabupaten PPU. Namun pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) malah membatalkan realisasi proyek tersebut.
Anggota DPRD Kabupaten PPU, Irawan Heru Suryanto mengatakan keberadaan pembangunan Bendung Telake di Kecamatan Long Kali masuk kategori mendesak. Mengingat infrastruktur pertanian di Kabupaten Paser dan PPU masih tergolong minim karena hanya mengandalkan pengairan tadah hujan.
“Kami paham tentu ada pertimbangan dari pusat. Kabarnya anggaran yang ada beralih ke pembangunan Intake Sungai Sepaku di Kecamatan Sepaku. Tapi Bendung Telake juga mendesak,” ujarnya, Sabtu (16/07).
Secara umum, lanjut Irawan, pihaknya tentu menyesalkan pembatalan pembangunan Bendung Telake. Apalagi Kabupaten PPU juga berharapmenjadi penyangga pangan kawasan IKN yang baru terbentuk. Namun jika tanpa dukungan infrastruktur tentu produktifitas pertanian sulit meningkat.
“Kan kita ini penyangga IKN. Pemerintah pusat semestinya mengutamakan pembangunan Bendung Telake untuk mendukung ketahanan pangan. Makanya kami minta pemerintah pusat tidak hanya memikirkan pembangunan di IKN,” tuturnya lagi.
Menurut Irawan mayoritas lahan pertanian di PPU hanya mengandalkan tadah hujan. Seperti yang ada di Kecamatan Babulu yang memiliki lahan pertanian terluas di Benuo Taka. Tetapi proses pengelolaan pertaniannya hanya sekali dalam setahun. Itu terjadi karena sistem pengairan hanya mengandalkan tadah hujan.
“Bendung Telake telah dinantikan hampir 20 tahun oleh petani di dua kabupaten bertetangga. Karena belasan ribu lahan pertanian di Kecamatan Babulu, PPU dan wilayah Kabupaten Paser hanya mengandalkan pengairan tadah hujan,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post