Balikpapan, Borneoupdate.com – Komisi III DPRD Kota Balikpapan masih menunggu pembahasan lanjutan seputar penanganan banjir. Pasalnya pemerintah setempat masih melakukan kajian ulang atas efisiensi anggaran yang terjadi. Sementara masyarakat terus mempertanyakan kelanjutan program penanganan banjir tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Syarifuddin Oddang mengingatkan strategi efisiensi yang tidak diiringi dengan penentuan prioritas justru akan memperburuk kondisi. Ia meminta pemerintah tidak sekadar fokus pada penghematan. Tetapi memahami terlebih dahulu akar persoalan sebelum merancang kebijakan.
“Jangan sampai kita hanya bicara efisiensi tanpa tahu prioritasnya. Kalau tidak ada sinkronisasi persoalan banjir ini tidak akan selesai. Efisiensi harusnya anggaran harus selaras dengan pemahaman mendalam atas penyebab utama banjir,” ujarnya, Rabu (07/05).
Oddang menyebut Kecamatan Balikpapan Utara menjadi kawasan yang paling banyak menyumbang limpasan air hujan. Debit air dari kawasan tersebut, lanjutnya, kerap mengalir deras menuju wilayah tengah dan selatan kota. Hal itu tentu menyebabkan genangan dan banjir di banyak titik. Mulai dari pemukiman hingga ruas jalan.
“Wilayah Balikpapan Utara itu topografinya tinggi dan curah hujannya juga cukup tinggi. Jadi, air dari sana mengalir ke tengah kota sampai ke Balikpapan Selatan. Kita bisa lihat Grand City, misalnya, itu ikut terdampak juga,” lanjutnya.
Menurut Oddang kebijakan efisiensi memang tidak terhindarkan terkait ketersediaan anggaran. Namun pemerintah setempat harus mampu bersikap atas aturan yang muncul. Agar program drainase dan pembangunan infrastruktur penahan banjir tetap bisa berjalan. Karena itu bagian dari upaya menangani persoalan banjir yang merugikan masyarakat.
“Kalau tidak duduk bersama, kita akan terus jalan di tempat. Harus ada keterbukaan data, evaluasi menyeluruh dan solusi yang disusun bersama. Makanya kami minta penguatan koordinasi sektoral dalam proses penanganan banjir ini,” tuturnya lagi.
Oddang mengajak seluruh pihak untuk membangun komitmen bersama dalam menyusun strategi penanganan banjir yang lebih efektif dan efisien. Khususnya yang berorientasi pada penyelesaian akar masalah. “Jangan terus-menerus tambal sulam. Kita perlu solusi jangka panjang, mulai dari hulu sampai hilir. Semua harus berbasis data,” tambahnya. (SAN)
Discussion about this post