Balikpapan, Borneoupdate.com
Gerbong mutasi kembali terjadi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, dimana sebanyak 90 pejabat mulai dari pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas, Kepala Sekolah dan para pejabat fungsional, dilantik walikota Balikpapan Rizal Effendi yang dihadiri Sekdakot Balikpapan Sayid MN.Fadly, Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan pejabat di lingkup pemot Balikpapan bertempat di aula Kantor Walikota Balikpapan, Rabu malam (12/8/2019)
Dalam sambutannya Walikota Balikpapan Rizal Effendi menjelaskan,pelantikan kali ini merupakan tindak lanjut dari pelantikan sebelumnya.
“Saya ucapkan selamat kepada yang dilantik, semoga bisa menjalankan tugas dengan baik, ” kata Rizal
Rizal menambahkan, karena saat pelantikan pertama ada pejabat yang tidak ikut dilantik, akibatnya SK dari kementerian dalam negeri yang turun baru untuk jabatan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
” Pelantikan kali ini cuma terlambat karena menunggu SK, namun ada juga yang promosi dan ada yang bergeser karena perubahan nomenklatur, selain itu ada yang masa tugasnya selesai seperti kepala sekolah,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Balikpapan, dari 90 pejabat yang dilantik terdiri dari seorang pimpinan tinggi pratama yaitu Hasbullah Helmi, yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) kini dikukuhkan menjadi Kepala Disdukcapil Kota Balikpapan. 61 orang Administrator dan Pengawas,4 pejabat catatan sipil, 14 Jabatan Fungsional dan 11 kepala sekolah.
Dikatakan Rizal, untuk Jabatan kepala sekolah maksimal 8 tahun,oleh karena itu ada 11 jabatan kepala sekolah yang baru menggantikan kepala sekolah yang memasuki masa pensiun, atau sudah menjabat selama 8 tahun.
“Kebiasan kita, jabatan kepala sekolah maksimal delapan tahun sehingga lebih dari itu harus bergeser, apakah kembali maju menjadi pengawas atau memasuki masa pensiun,” katanya.
Sudah menjadi kebiasan di sekolah negeri, bagi kepala sekolah yang habis masa jabatannya dipindahkan menjadi pengawas. Tidak seperti di perguruan tinggi, ketika masa jabatan rektor habis bisa kembali menjadi dosen.
“Kita belum terbiasa seperti itu tapi kalau perguruan tinggi sudah biasa rektor hari ini besok menjadi dosen kembali. Tapi memang kurang enak setelah tidak menjabat kepala sekolah, turun menjadi guru,” tambahnya.
Rizal berpesan kepada seluruh jajarannya, perlunya reformasi birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dirinya tidak ingin mendengar ada laporan masyarakat, yang mengeluhkan pelayanan yang lambat karena petugas bersangkutan berhalangan untuk urusan pribadi, atau berkas lambat ditangani.
“Tuntutan masyarakat sangat luar biasa, jadi saya tidak mau mendengar di tempat pelayanan kita seperti di dinas catatan sipil, kecamatan dan puskesmas, ada pelayanan yang sudah waktunya namun belum buka karena petugasnya sedang sarapan, atau berkasnya lambat dilayani karena pejabatnya sedang diluar,” tegasnya.(TS1982)
Discussion about this post