Balikpapan, Borneoupdate.com – Komisi II DPRD Balikpapan terus mempersiapkan kajian akademik pembangunan pasar induk. Di mana perhatian utama tertuju pada rancangan strategi relokasi pedagang. Karena memindahkan pedagang ini tidaklah mudah dan memerlukan persiapan yang matang.
Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman mengakui perlunya kebijakan yang matang untuk memastikan pembangunan pasar induk berjalan efektif dan terintegrasi. Fokus utama kajian ini berangkat dari tantangan relokasi pedagang. Karena tentu akan terjadi perbedaan pendapat soal kebijakan pemindahan di lapangan.
“Makanya ini yang kami nilai tidak mudah dan perlu perencanaan matang. Perlu semua pihak duduk bersama mencari solusi. Termasuk memberikan perbandingan dengann daerah lain yang sudah berhasil mengelola pasar induk,” ujarnya, Selasa (21/10).
Pihaknya, lanjut Taufik, tidak ingin proyek pasar induk hanya menjadi bangunan fisik semata tanpa konsep pengelolaan yang jelas. Karena itu, DPRD menggandeng sejumlah daerah yang sudah lebih dulu berhasil mengelola pasar induk secara mandiri. Salah satunya Kota Padang di Sumatera Barat.
“Rencana kami nanti akan ke Padang. Kami ingin melihat langsung pasar induk yang sudah beroperasi di sana. Bagaimana tata kelola, proses pemindahan dan cara pemerintah menghadapi respon pedagang,” lanjutnya.
Menurut Taufik kunjungan kerja ke Padang akan menjadi bagian dari penyusunan kajian akademik yang saat ini tengah digarap. Kajian ini nantinya menjadi dasar perencanaan pembangunan pasar induk di Balikpapan. Baik dari sisi tata letak, manajemen pengelolaan hingga strategi relokasi pedagang dari pasar lama.
Karena itu, pengalaman daerah lain sangat penting untuk menjadi pembelajaran. Pasalnya, relokasi pedagang selalu menimbulkan tantangan sosial dan ekonomi. Otomatis melihat langsung sistem pengelolaan pasar induk di Padang, DPRD berharap dapat menemukan model yang paling sesuai diterapkan di Balikpapan.
“Kami ingin memastikan, ketika pasar induk dibangun, seluruh pedagang bisa tertampung dan beraktivitas dengan lancar. Tidak boleh ada yang dirugikan. Nanti bisa muncul dampak sosial dan konflik sosial di masyarakat,” tuturnya lagi.
Taufik menambahkan rencana pembangunan pasar induk sudah lama menjadi pembahasan di Pemerintah Kota Balikpapan. Namun, proyek ini selalu tertunda karena belum ada model pengelolaan yang dianggap ideal. Sehingga melalui kajian akademik yang komprehensif, diharapkan pasar induk Balikpapan nantinya tidak hanya menjadi pusat perdagangan tapi juga penggerak ekonomi daerah. (ANE)
















Discussion about this post