Samarinda. Borneo update.com, KPU Samarinda gencar menggelar sosialisasi kepada pemilih pemula di beberapa tempat di Samarinda baik ke Komunitas dan kaum melinial yang ada di Kota tepian sebutan Samarinda.
“Intinya, sosialisasi terkait protokol covid 19, dan meningkatkan kesadaran terhadap kaum melenial akan politik. Agar partisipasi masyarakat sesuai target 77,5% di Kota Samarinda dapat tercapai, kata Komisioner KPU Samarinda, Najib
Lanjut mantan wartawan ini, Mengingatkan untuk memilih calon pemimpin yang baik, bertanggungjawab, dengan memahami dan mempelajari program kerja mereka
“Kami juga mengingatkan untuk menghindari money politics dan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan menjelang 9 Desember 2020,” Jelas mantan aktivis ini
Dia menambahkan, di sosialisasi itu, juga berlangsung tanya jawab terkait pemilu. Seperti warga yang belum terdata saat coklit dilakukan KPU, ada juga yang bertanya tentang apa itu golput, serta money politics. Golongan putih atau yang disingkat golput adalah istilah politik di Indonesia yang berawal dari gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda untuk memprotes pelaksanaan Pemilu 1971 yang merupakan Pemilu pertama di era Orde Baru. Pesertanya 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini adalah Arief Budiman. Namun, pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo. Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara di luar gambar parpol peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Namun, kala itu, jarang ada yang berani tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena akan ditandai. Golongan putih kemudian juga digunakan sebagai istilah lawan bagi Golongan Karya, partai politik dominan pada masa Orde Baru.
“Jadi, jangan salah paham dengan pengertian golput. Bukan berarti golput tidak datang ke TPS, tapi di era 1971 itu dijadikan gerakan mencoblos bagian putih kerta surat suara,” Tutupnya(Oke)
Discussion about this post