Balikpapan, Borneoupdate.com – Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan pertama kali menangani kasus positif Covid-19 yang dialami ibu hamil pada tanggal 29 April lalu. Kemudian pada Juni kembali terjadi 2 kasus, dan Juli 1 kasus. Pasca kasus itu, sejumlah kasus terus terjadi pada ibu hamil.
Menurut dokter spesialis kandungan RSKD, dr Ketut Rama Spog, Agustus di RSKD terjadi sekira 15 kasus. “Pada saat itu kami cukup gamang dalam penanganan. Semua yang rapid positif dikirim ke RS kami, dan kami jadi kebingungan,” ungkapnya saat press release perkembangan Covid-19 di balai kota, Jumat (2/10).
Selanjutnya RSKD terus berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) guna penanganan kasus. RSKD juga terus melakukan penanganan, sampai akhir Agustus mulai ada kebijakan rapid test gratis. “Nah ini sangat membantu sekali untuk kami,” imbuhnya.
Menurutnya, kebijakan rapid dua pekan sebelum persalinan sangat membantu. Karena saat ditemukan reaktif, dilanjutkan dengan swab dan jika positif dikoordinasikan dengan poli covid. “Jadi bisa ditangani dan mendapatkan obat. Jangan sampai gejala ringan jadi sedang, sedang jadi berat, dan berat jadi kritis,” katanya.
Pada awal September, setelah ada kebijakan rapid test, penanganan jauh membaik. Bagi ibu hamil terkonfirmasi positif dianjurkan untuk dirawat ataupun isolasi mandiri, itu diserahkan pada gugus tugas.
Nantinya gugus tugas mulai berkoordinasi. Jika akhirnya diputuskan melaksanakan isolasi mandiri, maka dipersiapkan jika sewaktu-waktu melahirkan dikirim ke dokter kandungan. Sementara jika harus dilakukan operasi, maka akan dilakukan operasi terencana dan baik.
“Tentunya operasi terencana akan lebih baik dibanding kasus emergency. Sejauh ini sebanyak 12 kasus ditangani RSKD. Satu diantaranya dipulangkan karena hasil swab negatif.
“Ternyata ibu hamil yang dinyatakan positif Covid-19 akan mempengaruhi psikis si ibu dan keluarga. Maka perlu dimasukkan psikolog agar semua tertangani. Bukan Hanya ibu hamil tapi juga suami dan keluarga,” bebernya.
Puspita Hanum adalah salah satu ibu yang menyampaikan testimoninya dalam press release di balaikota. Puspita dinyatakan positif dan kini telah terkonfirmasi negatif. Ia mengaku sebagai orang yang sangat menjalankan protokol kesehatan.
Bahkan dirinya membangun wastafel untuk mencuci tangan pasca adanya pandemi Covid-19. Jika ada anggota keluarga yang bandel dan tidak melaksanakan protokol kesehatan, ia berusaha hindari.
“Saat menjelang persalinan saya memilih RSKD. Nah, ibu saya sempat jatuh sakit saat anak saya sudah berusia dua bulan, dan saya jenguk. Pulang dari itu saya nggak enak badan. Nah saat itu saya merasakan batuk dan pilek. Lalu saya hilang penciuman,” ungkapnya.
Kala itu sang ibu diantar ke rumah sakit. Ibunya dan dirontgen, di paru-paru sang ibu ditemukan bercak pneumonia. “Saya langsung hubungi Bu Dio (Kepala Dinas Kesehatan), karena sepertinya suspek. Saya swab, ibu saya swab. Terkonfirmasi positif. Padahal sudah terapkan protokol kesehatan. Jadi saya menyadari ini kehendak Allah,” ia menceritakan.
Pasca melahirkan dirinya memiliki dia seorang orang anak dan seorang bayi. Apalagi saat mengalami demam bayinya juga ikut demam. Namun Ia tetap memperkuat bayi dengan ASI. “Acara saya rontgen dan karena ada gambaran pneumonia, saya dirawat di rumah sakit,” katanya.
Melalui dukungan rekan rekannya serta keluarga, juga tidak adanya stigma negatif dari orang-orang sekitar, dirinya kemudian bisa sembuh. “Bayi saya juga negatif, jadi yang terpenting menjaga daya tahan tubuh,” pungkasnya. (SAN)
Discussion about this post