Balikpapan, Borneoupdate.com- Meski sudah pernah dibahas oleh para anggota DPRD Balikpapan, pembentukan panitia khusus (pansus) RDMP terhadap Pertamina belum juga ditindaklanjuti oleh wakil rakyat di periode ini. Bahkan dalam beberapa kesempatan, PT Pertamina selalu mengklaim sudah melibatkan tenaga kerja lokal dalam proyek RDMP di Balikpapan sejak 2 tahun terakhir.
Yang terbaru yakni klaim Pertamina dalam rilisnya yang menyebutkan proyek RDMP di Balikpapan sudah melibatkan pekerja sebanyak 3.632 orang. Dimana tercatat hingga November 2019 jumlah pekerja lokal asal Balikpapan yang terlibat dalam pembangunan kilang pertamina ini sebanyak 1.645 orang, atau 45,29% dari jumlah keseluruhan yang tersebar di 14 sub kontraktor pelaksana proyek. Sedangkan untuk pekerja luar Balikpapan khususnya Kalimantan Timur, sebanyak 386 orang atau 10,63% dan 1.601 orang pekerja atau 44,08% luar Kalimantan.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Subari mengakui rencana pembentukan pansus tersebut sudah dilakukan sejak periode lalu. Namun hingga kini belum ada kelanjutan karena pihak DPRD tidak memiliki data yang mencukupi sebagai bahan untuk menggulirkan pansus.
“Ya bisa diakui sedikit masuk angin lah. Saya akan coba koordinasikan dengan ketua Komisi IV yang membidangi hal ini. Karena saat ini beliau sedang menunaikan ibadah umroh,” ujar wakil ketua DPRD yang membawahi Komisi IV.
Menurut Subari, dirinya pernah mendapat laporan pertemuan antara DPRD dengan perwakilan ormas yang menuntut keterlibatan tenaga kerja lokal di proyek RDMP. Namun saat itu tidak ada perwakilan pertamina yang hadir. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan disnaker terkait klaim data tenaga kerja lokal di RDMP oleh pihak Pertamina itu.
“Coba nanti kita akan telusuri kebenaran data itu. Karena pihak DPRD harus memiliki data yang cukup sebelum menggulirkan pembentukan sebuah pansus. Sementara data yang diperlukan itu hingga kini juga belum ada semenjak pelantikan anggota DPRD Balikpapan periode 2019-2024 pada akhir Agustus lalu,” tutur politisi PKS ini.
Secara kelembagaan, lanjut Subari, pihak dewan menginginkan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam proyek perluasan kilang RDMP sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap warga setempat. Mengingat proyek milik perusahaan plat merah tersebut sudah berjalan dalam setahun terakhir sementara serapan tenaga lokal dinilai sangat rendah. Dimana dari data Disnaker Balikpapan hanya ada 181 tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek RDMP.
“Saya pikir Pansus ini harusnya penting sekali. Karena ada dugaan data dari pihak Pertamina yang tidak sesuai kenyataan kemudian disampaikan ke masyarakat. Itu bisa termasuk pembohongan publik,” tegas Subari.
Untuk itu ia berharap segera ada solusi untuk keterlibatan pekerja lokal yang ada di Balikpapan dalam proyek RDMP. Karena angkatan kerja di Balikpapan terus meningkat setiap tahunnya sementara ketersediaan lowongan kerja belum berbanding lurus dengan pencari kerja yang ada.
Seperti diketahui, sejak tahun 2018 lalu Pertamina sudah mulai menjalankan proyek perluasan kilang yang merupakan satu dari enam mega proyek kilang yang dibangun Pertamina. Keenam mega proyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan, Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua proyek pembangunan baru Grass Root Refinery (GRR). Keberadaan proyek milik perusahaan plat merah diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal asal Balikpapan yang menjadi tempat pelaksanaan proyek tersebut. (FAD)
Discussion about this post