Balikpapan, Borneoupdate.com- Klaim Pertamina sudah melibatkan ribuan tenaga kerja lokal dalam proyek perluasan kilang Pertamina (RDMP) menuai protes masyarakat di Balikpapan. Puluhan massa dari gabungan organisasi masyarakat se Balikpapan berunjuk rasa di depan kantor Walikota Balikpapan menuntut kejelasan informasi tersebut pada Senin (9/12) siang.
Koordinator aksi, Andin Syamsir mengatakan dari rilis pihak Pertamina ada menyebutkan proyek RDMP di Balikpapan sudah melibatkan pekerja sebanyak 3.632 orang. Dimana tercatat hingga November 2019 jumlah pekerja lokal asal Balikpapan yang terlibat dalam pembangunan kilang pertamina ini sebanyak 1.645 orang, atau 45,29% dari jumlah keseluruhan yang tersebar di 14 sub kontraktor pelaksana proyek. Sedangkan untuk pekerja luar Balikpapan khususnya Kalimantan Timur, sebanyak 386 orang atau 10,63% dan 1.601 orang pekerja atau 44,08% luar Kalimantan.
“Kami mempertanyakan kebenaran data tersebut. Kami sudah sejak 2018 menuntut agar Pertamina dapat memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam RDMP. Tapi yang terjadi tidak ada kejelasan hingga saat ini,” ujarnya di tengah massa aksi.
Menurut Andin pihaknya berpegang pada kesepakatan dengan GM Pertamina RU V yang dulu menyetujui dan menginstruksikan seluruh perusahaan di RDMP untuk mempekerjakan tenaga lokal. Namun ternyata persetujuan tersebut tidak diindahkan oleh pihak perusahaan sejak pergantian GM RU V.
“Beberapa kali kami tanya terhadap kontraktor terhadap itu. Tapi jawaban mereka itu disetujui GM yang lalu. Terus kami tanya GM yang baru bilang setuju dengan hal itu. Tuntutan kami sederhana saja. Bapak mau tidak mengikuti semua kesepakatan yang sudah dilakukan bersama GM terdahulu. Yakni diterima bekerja di RDMP yang berdasarkan lowongan kerja yang dibuka tim 11 mencapai 3.016 orang,” tegas Andin.
Tuntutan agar tenaga kerja lokal diterima, lanjutnya, merupakan hal yang wajar karena proyek RDMP berlokasi di Balikpapan. Apalagi kualitas pekerja lokal sebanding dengan tenaga kerja dari daerah lain. Sehingga ormas yang tergabung dalam tim 11 meminta kepada Pertamina untuk memprioritaskan penerimaan pekerja lokal yang ada di Balikpapan.
“Yang sulit diketahui proses perekrutan pekerjanya. Sudah sering diadakan pertemuan tapi tidak ada solusinya hingga kini. Sederhana saja jangan dipersulit kesempatan bagi masyarakat Balikpapan yang ingin mencari pekerjaan kalau memang memenuhi persyaratan,” tutur Andin.
Untuk itu Andin berharap segera ada solusi terkait keterlibatan pekerja lokal yang ada di Balikpapan dalam proyek RDMP. Karena angkatan kerja di Balikpapan terus meningkat setiap tahunnya sementara ketersediaan lowongan kerja belum berbanding lurus dengan pencari kerja yang ada.
“Bukan hanya kepada Pertamina saja, kalau bisa seluruh pelaku usaha industri yang ada di Balikpapan untuk mengutamakan pekerja asli kota ini, jangan menyepelekan kualitas SDM anak-anak atau warga Balikpapan,” tandasnya.
Sebagai informasi, sejak tahun 2018 lalu Pertamina sudah mulai menjalankan proyek perluasan kilang yang merupakan satu dari enam mega proyek kilang yang dibangun Pertamina. Keenam mega proyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan, Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua proyek pembangunan baru Grass Root Refinery (GRR). Keberadaan proyek milik perusahaan plat merah diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal asal Balikpapan yang menjadi tempat pelaksanaan proyek tersebut. (FAD)
Discussion about this post