Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD Kota Balikpapan meminta pemerintah setempat terus mematangkan rencana pembukaan kembali kegiatan pembelajaran secara tatap muka (PTM) pada bulan Juli ini. Meski mendukung, pihak Komisi IV DPRD Balikpapan yang membidangi soal pendidikan tetap mempertimbangkan kondisi pergerakan kasus Covid-19 yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Iwan Wahyudi mengatakan kegiatan PTM di sekolah merupakan aspirasi hampir seluruh orang tua siswa bahkan juga pihak pengajar. Bahkan pihak dinas pendidikan sudah melakukan simulasi sebagai salah satu tahapan persiapan yang dilakukan pemerintah dalam mematangkan persiapan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
“Harapan saya PTM bisa berjalan sesuai jadwal yang kita agendakan di Juli ini. Saya kira banyak orang tua yang sangat merindukan PTM ini bisa berjalan lagi. Tapi kita juga harus relevan pada persoalan kasus Covid-19 yang terus meningkat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (01/07).
Untuk itu Iwan masih menunggu perkembangan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Balikpapan sembari menunggu kinerja Satgas dalam menekan angka penyebaran. Mengingat masih ada waktu selama 12 hari ke depan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempertimbangkan kesiapan membuka kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Karena rencana tersebut harus melalui pertimbangan secara matang sehingga tidak membahayakan warga sekolah khususnya para siswa di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi.
“Kami akan lihat bagaimana kerja gugus tugas untuk menekan angka positif ini. Mudah-mudahan waktu yang tersisa ini kasus Covid-19 bisa kembali melandai. Kalau soal izin pelaksanaan pembukaan kembali kegiatan PTM itu sepenuhnya merupakan wewenang dari Disdikbud dan Gugus Tugas. Intinya kami dukung dengan catatan,” tuturnya.
Untuk saat ini, lanjut Iwan, pihaknya belum mendapatkan informasi terakhir dari OPD terkait soal kegiatan PTM yang dijadwalkan pada Juli ini. Sementara untuk persiapan, pihak dinas pendidikan sudah menyusun standar kegiatan belajar secara tatap muka. Hal itu juga diimbangi dengan vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan yang sudah berjalan dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami masih menunggu saja informasi terakhirnya. Semua berada di dinas pendidikan. Sementara kami sebagai pemantau saja. Intinya utamakan keselamatan anak didik dan juga guru yang terlibat di sekolah. Jika memang tidak memungkinkan PTM digelar Juli ini sebaiknya ditunda lagi,” tambahnya.
Sementara dalam kunjungannya ke Kota Balikpapan, Gubernur Kaltim, Isran Noor, tetap meminta penundaan PTM di seluruh kabupaten kota yang dijadwalkan pada 12 Juni 2021 mendatang. Meski meminta agar tidak membuka pembelajaran secara tatap muka, dirinya tidak melarang apabila ada kepala daerah yang tetap akan melaksanakan PTM walaupun sudah berada dalam zona hijau.
“Silahkan saja kalau ada wali kota atau bupati yang mau melaksanakan walaupun di zona hijau, tapi kalau saya tidak boleh. Tapi kalau mereka mau melaksanakan silahkan saja, saya gak ikut. Jangan ambil risiko, kalau nanti sudah terjadi kita sudah tidak memiliki perlengkapan memadai di sekolah-sekolah,” ujarnya kepada wartawan.
Menurut Isran, pembelajaran secara tatap muka di sekolah berisiko tinggi terhadap penyebaran Covid-19. Meski dilakukan pembatasan terhadap jumlah kapasitas maksimal 50 persen, tetap tidak efektif untuk mengendalikan. Apalagi anak-anak usia sekolah sangat berisiko terhadap penyebaran Covid-19. Karena berdata saat ini sudah cukup banyak anak-anak dari 1 tahun sampai 16 tahun yang terpapar Covid-19.
“Kalau nanti dibatasi 50 persen atau 25 persen tetap tidak bisa mengontrol anak-anak. Sekarang pilihannya mau ambil risiko atau mau belajar tatap muka, harusnya jangan,” tuturnya sambil berlalu. (FAD)
Discussion about this post