Balikpapan, Borneoupdate.com – Ekonomi menjadi sektor yang terdampak cukup parah saat pandemi Covid-19. Pembatasan oleh pemerintah dari pusat hingga setempat membuat para pelaku usaha kesulitan beraktivitas. Hal ini tentu mengakibatkan kekosongan omzet dan berpengaruh pada pemasukan. Terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang rentan dalam masa pembatasan.
Menyikapi hal tersebut, salah seorang wakil rakyat di Balikpapan berusaha berkontribusi terhadap ketahanan UMKM. Khususnya persoalan permodalan yang merupakan kendala utama para pedagang kecil untuk mengembangkan usahanya. Mengingat untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan memerlukan persyarakat yang cukup sulit terpenuhi.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono Sastro Prawiro, yang memulai program pinjaman bergulir bagi pelaku UMKM di daerah Kecamatan Balikpapan Barat. Pria yang akrab disapa Budiono ini mengakui akses ke perbankan masih belum menyentuh pedagang kecil secara keseluruhan. Maka perlu ada gerakan dari orang-orang yang memiliki kelebihan rejeki untuk berbagi modal. Meski secara nilai tidak terlalu besar.
“Ini yang sedang saya coba. Saya membentuk kelompok pedagang sebanyak 10 orang. Terus memberikan pinjaman tanpa bunga untuk mereka. Pinjaman ini selama 10 bulan dan akan bergulir ke anggota lainnya setelah lunas,” ujarnya kepada wartawan, Ahad (31/10)..
Untuk sementara, lanjut Budiono, program ini baru bermula di daerah RT 30 Kelurahan Baru Ulu Balikpapan Barat tepatnya di perumahan atas air. Pinjaman ini akan bergulir kepada penerima lainnya setelah ada pelunasan dari kelompok pertama. Jangka waktu cicilan modal usaha ini sekitar 10 bulan tanpa ada biaya tambahan bagi peminjam.
“Setelah memberi modal saya tetap melakukan pendampingan dan pembinaan. Tentunya agar mereka bisa mempertahankan usahanya sampai berkembang. Kalau perlu ada lagi tambahan saat hutangnya lunas 10 bulan berikutnya,” tuturnya lagi.
Selain itu, menurut Budiono, dirinya juga mengarahkan pelaku UMKM binaannya untuk memanfaatkan teknologi dalam berjualan. Karena cara konvensional cukup sulit bertahan selama pembatasan kegiatan ekonomi oleh pemerintah. Meski saat ini Kota Balikpapan berstatus PPKM level 2 dan ada sejumlah relaksasi di sektor ekonomi.
“Makanya saya juga dorong mereka memanfaatkan gadget jadi sarana pemasaran. Kan masih ada larangan berjualan offline. Tapi online kan masih bisa. Makanya saya arahkan kesitu agar tetap bisa berjualan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Budiono mengakui, animo konsumen juga berpengaruh pada pemasukan para UMKM. Mengingat bukan hanya penjual yang terdampak. Namun pembeli pun banyak yang kehilangan pemasukan. Mulai dari terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga pengurangan besaran gaji bulanan oleh pihak perusahaan.
“Mungkin untuk saat ini berjualan online jadi pilihan terbaik. Pertimbangannya tentu mencegah perluasan Covid-19. Tinggal pedagangnya saja lagi mau atau tidak beralih ke online. Tapi tetap tidak boleh abai protokol kesehatan,” tambahnya.
Budiono berharap apa yang dimulainya bisa menginspirasi orang lain dalam membantu pelaku UMKM. Apalagi kondisi pandemi memang memukul sektor ekonomi dengan telak. Terutama pedagang kecil dan rumah tangga. Bahkan cukup banyak usaha kecil yang gulung tikar karena tidak ada pembeli. Sehingga disini perlu adanya uluran tangan dari orang yang punya kelebihan rejeki.
“Karena saya melihat ketika pandemi ini juga masih banyak dampaknya. Contohnya penganggura. Tapi ada juga pelaku UMKM yang terus berupaya bertahan dengan berjualan meski pemasukan seadanya,” pungkasnya. (FAD)
Discussion about this post