Samarinda,Borneoupdate.com – Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi perekonomian Kalimantan Timur karena adanya kekhawatiran investor akan resiko merugi jika berinvestasi di Kaltim saat ini.
Hal ini dikatakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kaltim Abu Helmi saat memberikan penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Abu Helmi mengatakan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat bahwa Kaltim mengalami deflasi sepanjang Agustus sebesar 0,17 persen. Apabila dilihat secara tahunan (year on year), inflasi di Kaltim mencatat 0,62 persen dan secara tahun kalender sebesar 0,75 persen.
“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh tiga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,99 persen diikuti kelompok transportasi sebesar -0,45 persen dan kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen,” kata Abu Helmi pada acara penyerahan penghargaan TPID Award 2020, pada Jumat (6/11).
Abu Helmi menambahkan Pemprov mengharapkan komitmen menjaga ekonomi antara pusat dan daerah harus terus terjaga untuk stabilitas harga sebagai pondasi pemulihan ekonomi. Serta mengupayakan transformasi digital dalam menghadapi era industri 4.0.
“Kabupaten dan kota agar mendistribusikan anggaran sehingga terserap secepat mungkin, agar perputaran perekonomian di masyarakat tetap berjalan di masa pandemi Covid-19 ini,” ungkap Abu Helmi.
Adapun kelompok lainnya menunjukkan peningkatan indeks yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,21 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,20 persen, kelompok kelengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.
“Sementara kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya sebesar 0,07 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,06 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen,” ujarnya.(YA)
Discussion about this post