Jakarta, Borneoupdate.com – Dinamika harga pangan di tiap harinya terus menjadi amatan rutin bagi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Dari hasil amatan dapat terpampang kondisi pangan pokok strategis beserta harga rerata. Dari itu, strategi intervensi pemerintah sebagai parameter penyeimbang pasar dapat disesuaikan dan diintensifkan.
Melalui kolektivitas informasi kondisi pangan dari 1.503 enumerator yang ada di seluruh penjuru Indonesia mulai dari tingkat produsen, konsumen sampai grosir, maka masyarakat dapat memantau real time secara daring melalui panel harga pangan. Di samping itu, NFA juga gencar turun langsung ke pasar-pasar sekaligus memastikan keamanan pangan segar yang diperjualbelikan di sana.
“Hari ini kami segenap tim Badan Pangan Nasional meninjau di Pasar Serpong. Tentunya ini merupakan implementasi arahan Kepala NFA Bapak Arief Prasetyo Adi yang meminta monitoring harga pangan agar dikerjakan secara konsisten, kolaboratif, dan partisipatif,” ucap Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan (Pusdatin) NFA Kelik Budiana saat ditemui di Pasar Serpong, Tangerang Selatan, pada Selasa (9/7/2024).
“Dari hasil pantauan hari ini, hampir semuanya harganya stabil, secara keseluruhan pasokan aman dan harga stabil. Tadi ada masyarakat yang kita temui dan saya sampaikan bahwa kami (pemerintah) mengusahakan supaya harga tidak mahal, tetapi juga dari peternak dan petani tidak merugi dan dia justru mendoakan kita untuk terus semangat bekerja,” ungkapnya.
Informasi harga pangan pokok yang dipantau antara lain beras medium Rp 12.000-12.500 per kilogram (kg), beras premium Rp 14.000 per kg, beras SPHP Rp 12.500 per kg, daging ayam Rp 35.000-45.000 per kg, daging sapi 130.000 per kg, Minyakita 16.000 per liter, gula konsumsi Rp 18.000 per kg, bawang merah Rp 35.000 per kg, bawang putih Rp 40.000 per kg, cabai merah keriting Rp 50.000 per kg, cabai rawit merah Rp 60.000 per kg, cabai rawit hijau Rp 70.000 per kg, dan telur ayam Rp 28.000 per kg.
Monitoring NFA di Pasar Serpong ini juga menyasar penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dam Harga Pangan (SPHP). Menurut Kelik, animo masyarakat membeli beras SPHP cukup tinggi karena kualitasnya terjamin bagus dan harga yang lebih terjangkau.
“Beras SPHP kita sudah lihat dan dari pedagang menyampaikan bahwa pasokan sangat cukup untuk pasar ini, sehingga dari sisi penjualan juga cukup baik, karena dalam 2 hari itu bisa terjual 2 ton, itu untuk satu pedagang saja, jadi cukup baik. Ketertarikan masyarakat cukup tinggi untuk beras SPHP karena tidak kalah dengan beras yang lain,” ujarnya.
“Memang terjadi penurunan penjualan ke beberapa komoditas seperti telur, daging, dan cabai. Namun berdasarkan pengalaman para pedagang, penyebabnya adalah bukan karena stok atau harganya, tetapi karena saat ini sedang musim anak masuk sekolah,” beber Kelik
“Tapi tren seperti itu hal yang wajar dan nanti akan kembali normal. Kami tetap terus pantau dan secara simultan menerapkan intervensi ke pasar. Yang terpenting pasokan cukup baik dan permintaan stabil. Tapi dari sisi produksi juga ada kenaikan biaya agroinput ya. Saya kira akan segera pulih kembali karena tidak ada hal-hal kritis yang mempengaruhi harga saat ini,” pungkas Kepala Pusdatin NFA Kelik Budiana. (*)
Discussion about this post