Balikpapan, Borneoupdate.com- Guna membangkitkan kembali rasa nasionalisme generasi muda dan kecintaannya terhadap bangsa dan tanah air Indonesia, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan menghimbau seluruh sekolah dalam menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 91 yang kali ini mengangkat tema Bersatu Kita Maju, agar mengenakan pakaian adat dari seluruh daerah di Indonesia, Senin (28/10)

Hal itu seperti yang terlihat di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Balikpapan yang berada di Jalan Sumber rejo I RT.41 Kelurahan Sumber Rejo Balikpapan Tengah, dimana pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 91 tahun ini ada nuansa berbeda dari kegiatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, kali para guru dan ratusan siswa SMP Negeri 22 Balikpapan menggunakan pakaian adat nusantara, sementara sebagian lainnya memakai busana muslim.

Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Balikpapan Hj. Sunarmi, S.Pd, MM menjelaskan, penggunaan pakaian adat nusantara ini berdasarkan himbauan yang disampaikan Disdikbud Kota Balikpapan.
“Penggunaan pakaian adat dari seluruh daerah di Indonesia pada upacara Hari Sumpah Pemuda ke 91 di sekolah kami ini, selain mengikuti himbauan Kepala Disdikbud Kota Balikpapan juga untuk memperkenalkan kekayaan khasanah budaya Indonesia, serta membangkitkan rasa nasionalisme sekaligus melestarikan pakaian adat nusantara, kepada generasi milenial yang akhir-akhir ini rasa Nasionalusmenya mulai luntur,” ujarnya
“Karenanya, melalui gebyar Nusantara menjadi kewajiban kami para pendidik untuk mengingatkan dan memperkenalkan kepada semua pihak, terutama para generasi muda bahwa inilah Indonesia yang memiliki aneka budaya, keberagaman suku dan agama yang menjadi pondasi negara kita dalam bingkai NKRI,” pungkas Hj. Sunarmi.
Usai pelaksanaan upacara, dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lainya seperti penyerahan hadiah kepada pemenang lomba baca puisi, dan pembelajaran cara berdemokrasi melalui pemilihan ketua osis, serta lomba peragaan busana daerah yang melibatkan seluruh pelajar.//
Pada Kesempatan yang sama Hj. Sunarmi mengatakan, saat ini jumlah pelajar SMPN 22 sebanyak 858 siswa dan Rombongan Belajar (Rombel) ada 24 siswa, sementara untuk Bina Lingkungan (Zona R1) terdiri dari 7 RT dengan jumlah siswa 41. Sedangkan jumlah kelas sebanyak 24 kelas yang terbagi menjadi kelas 7 (8 kelas), kelas 8 ( 9 kelas) dan kelas 9 (7 kelas).
Menurutnya, setiap musim penerimaan siswa baru selalu muncul persoalan rasa ketidak puasan orang tua murid lantaran anaknya tidak terakomodir, khususnya warga yang tinggal di sekitar sekolahan. Oleh sebab itu, sejak dirinya dilantik menjadi Kepala Sekolah SMP Negeri 22 tanggal 4 September 2018 lalu, langsung melakukan konsolidasi dengan jajaran internal dengan mengajak para guru untuk komitmen dalam menjalankan amanah jabatan sesuai peraturan, selain itu juga melakukan pendekatan kepada semua pihak terkait demi kebaikan bersama.
“Alhamdulillah, melalui pendekatan dan komunikasi aktif yang saya lakukan dengan semua pihak terkait mulai dari stake holder, anggota legislatif, pihak kelurahan termasuk warga sekitar sekolahan membuahkan hasil positif. Terbukti selama setahun lebih saya bertugas sebagai kepala sekolah belum ada persoalan yang berarti,” terang Hj. Sunarmi
Dibagian lain Hj. Sunarmi mengungkapkan, saat ini SMPN 22 sedang menuju sekolah Adiwiyata tingkat Mandiri, dimana persiapan untuk itu hampir mencapai 100 persen. “Kami optimis bisa meraih Adiwiyata Mandiri karena selain kesiapan fisik juga didukung dengan kelengkapan dokumentasi serta lingkungan sekolah yang hijau dan asri, sehingga menjadi nilai tambah,” tegasnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris Disdikbud Kota Balikpapan Budi Mulyatno,”SMP Negeri 22 sangat siap meraih penghargaan sebagai sekolah adiwiyata tingkat mandiri, karena selain sebagai sekolah berkonsep ramah anak, hidup bersih dan sehat juga sekolah yang berwawasan lingkungan,” ujarnya
Menurut Budi Mulyatno, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, bahwa untuk menjadi sekolah adiwiyata harus dapat mewujudkan sekolah yang peduli serta berbudaya lingkungan.
” SMP Negeri 22 ini sangat layak meraih Adiwiyata (Green School), lantaran secara lingkungan sangat mendukung karena telah berhasil menerapkan tiga pilar secara sinergi yakni lingkungan sekolah, komite sekolah dan lingkungan masyarakat yang saling mendukung, apalagi berbagai penghargaan seperti Adiwiyata Kota, Provinsi hingga Nasional telah diraih sebelumnya,” tutup Budi Mulyatno (TS1982)
Discussion about this post