PPU, Borneoupdate.com – DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memberikan dukungan peningkatan mutu pendidikan. Karena kemampuan SDM memerlukan perhatian lebih dari pemerintahan setempat. Hal itu juga menjadi prioritas dari Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Makmur Marbun.
Ketua Komisi II DPRD PPU, Wakidi mendukung target lima besar pembangunan pendidikan untuk tingkat Provinsi Kaltim. Namun hal itu juga harus berbanding lurus dengan kesiapan dari sisi fasilitas pendukung. Di mana pihak DPRD siap memberikan sokongan dari sisi kebijakan anggaran (budgeting).
“Kita semua perlu sadar bahwa sektor pendidikan harus jadi prioritas utama. Itu agar generasi berikutnya tidak sampai hanya jadi penonton. Karena kalah bersaing dan tidak punya SDM yang memadai di wilayahnya,” ujarnya, Selasa (23/04).
Menurut Wakidi, Pemkab PPU sudah berkomitmen menganggarkan sektor pendidikan hingga 20 persen dari APBD. Meski penggunaannya masih didominasi pembayaran gaji, honor dan insentif. Maka perlu sekali ada terobosan lain dalam anggaran pendidikan. Tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik bangunan tapi juga sisi mental dan karakter siswa.
“Kami tentu mendukung target PPU masuk lima besar pendidikan se-Kaltim di tahun 2024 ini. Tinggal upaya pembuktian di lapangan saja. Kan kita bertetangga dengan Balikpapan yang pendidikannya sudah tergolong maju,” tuturnya lagi.
Sementara Pj Bupati PPU, Makmur Marbun membenarkan adanya target tersebut. Dirinya semenjak bertugas terus berupaya mendongkrak mutu pendidikan di PPU. Salah satunya lewat penerapan Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) di SDN 013 Penajam. Sekolah jenis ini membuka ruang pada siswa berkreasi sesuai minat dan bakat mereka.
“Pihak sekolah dan stakeholder tinggal memfasilitasi saja. Makanya perlu ada pemetaan pendidikan di tempat kita ini. Mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan, masih ada waktu,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Makmur berharap hadirnya SLP akan memudahkan sekolah dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kemudian juga memudahkan sekolah dalam upaya pencegahan degradasi moral pada generasi muda. Seperti perundungan, intoleransi, kekerasan seksual, tawuran, radikalisme penyalahgunaan narkoba dan perilaku negatif lainnya. (SUS/Adv)
Discussion about this post