Balikpapan, Borneoupdate.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan meminta pemerintah mewaspadai potensi kenaikan kasus Covid-19. Hal ini terkait kemungkinan terjadinya peningkatan kembali kasus positif Covid-19. Apalagi mobilitas warga menunjukkan kenaikan semenjak penurunan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 2.
Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Sandy Ardian mengakui saat ini grafik kasus terkonfirmasi Covid-19 di berbagai daerah memang melandai. Namun bisa saja justru terjadi lonjakan kasus baru. Maka dirinya meminta pemerintah dan masyarakat tetap waspada kemungkinan hal itu terjadi di Balikpapan.
“Intinya semua bisa saja terjadi. Ada kemungkinan kasusnya naik lagi. Kita perlu juga bersiap-siap sebelum kejadian. Kan akhir tahun tambah tinggi mobilitas warga,” ujarnya, Kamis (28/10).
Untuk itu, lanjut Sandy, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terhadap kegiatan di akhir tahun. Termasuk adanya kemungkinan pembatalan cuti bersama dan larangan permohonan cuti pada Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dimana kebijakan tersebut sebagai upaya pembatasan mobilitas dan mencegah penyebaran Covid-19.
“Saya melihat ekonomi mulai bergerak semenjak Balikpapan di level 2. Tapi saya harap masyarakat tetap waspada dengan segala potensi penyebaran Covid 19. Utamanya tetap menjalankan protokol kesehatan,” tuturnya lagi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan sekaligus juru bicara Satgas Covid-19 di Balikpapan, Andi Sri Juliarti, juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Apalagi tidak ada jaminan berada di PPKM level 2 akan bebas dari potensi lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena di Kaltim saja, ada kabupaten/kota yang awalnya berada pada posisi PPKM level 2 naik menjadi level 3.
“Karena kita melihat bahwa kondisinya belum terlalu aman, meskipun Kota Balikpapan Alhamdulillah saat ini tetap kembali di level 2, namun kita melihat ada beberapa daerah lain yang meningkat kewaspadaannya,” ujar perempuan yang akrab disapa Dio ini.
Menurut Dio, sampai saat ini pihaknya juga tidak mengurangi jumlah ruang isolasi di rumah sakit. Tercatat ada 742 ruang isolasi yang tersedia di 11 rumah sakit untuk melayani pasien Covid-19. Meski saat ini jumlah pasien yang dirawat menurun drastis.
“Hingga saat ini belum ada arahan dari Kementerian Kesehatan kita masih dalam posisi standby. Semua kamar-kamar isolasi yang sebelumnya dikonversi tetap disiagakan,” tambahnya lagi. (FAD)
Discussion about this post