
Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD bersama Pemerintah Kota Balikpapan masih terus melakukan pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dimana RPJMD ini merupakan visi misi dari Walikota Balikpapan yang baru dilantik setelah memenangkan pemilihan kepala daerah. Kemudian dituangkan dalam program APBD selama masa jabatan berlangsung.
Anggota panitia khusus (Pansus) RPJMD DPRD Balikpapan, Sukri Wahid mengatakan ada sejumlah poin dalam RPJMD yang dikritisi oleh para wakil rakyat. Salah satunya mengenai pertumbuhan ekonomi daerah di tengah kondisi pandemi Covid-19. Pihak legislatif menilai angka 5% ini terlalu tinggi sementara wabah yang terjadi telah menggerus sektor ekonomi dan belum jelas kapan berakhirnya.
“Dari seluruh produk RPJMD itu yang kita kritisi pada akhirnya adalah indikator kinerja tahunannya. Contoh beliau ini menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan itu 5%,” ujarnya kepada wartawan di kantor DPRD Balikpapan, Jum’at (06/08).
Menurut Sukri, pertumbuhan ekonomi di daerah tentu harus mempertimbangkan indikator pendukungnya. Seperti laju perekonomian di tahun sebelumnya, suku bunga perbankan dan perkembangan ekonomi secara nasional. Sehingga tidak bisa dibuat ketetapan prosentase pertumbuhan ekonomi hanya berdasarkan perkiraan.
“Kita merasa bagaimana mungkin anda menargetkan 5% kalau tahun ini saja kita laju pertumbuhan melambat minus 0,67%. Tahun lalu cuma 2,3%. Tiba-tiba disuruh 5%. Orang perbankan saja mengatakan suku bunga kita di atas 1%. Kalau Covid-19 memanjang orang bank saja optimisnya di angka 3,5%,” tuturnya.
Sukri menambahkan, poin terakhir yang dikritisi lembaga legislatif tentu bermuara pada indikator kinerja tahunan pemerintah. Sebab RPJMD akan mengikat kegiatan anggaran 3 tahun ke depan sesuai visi misi dan masa jabatan dari walikota yang terpilih saat ini. Mengingat program yang dijanjikan ke masyarakat harus bisa direalisasikan secara rutin setiap tahunnya.
“Apa kira-kira tahun depan kalau kita tidak tercapai kita akan bilang bapak gagal sebagai walikota dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi. Itu baru satu poin yang kita kritisi masih banyak poin lainnya yang kita bahas,” tutupnya. (FAD)




















Discussion about this post