Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD Kota Balikpapan turut memantau ketersediaan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini. Hal itu untuk memastikan harga jual ke konsumen sesuai dengan kondisi di lapangan. Mengingat Kota Balikpapan yang mengandalkan pasokan hewan ternak dari daerah di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Slamet Iman Santoso mengatakan pihaknya terus memantau pergerakan harga hewan kurban di pasaran. Di mana pemerintah setempat wajib memberikan jaminan pengamanan ketersediaan stok dan kualitas hewannya. Informasi yang diterima menyebutkan keperluan pasokan sapi sekitar 1.700 ekor.
“Yang jelas bisa jadi ada kenaikan jumlah permintaan. Kan jumlah penduduk kita bertambah sebagai imbas IKN. Makanya harus jelas stok hewan dan harganya. Jangan sampai berimbas pada kekurangan pasokan sapi menjelang idul adha,” ujarnya, Kamis (13/06).
Pihak konsumen, lanjut Iman, tentu kesulitan menaikkan biaya patungan sapi kurban. Karena sudah ada pemberlakuan iuran bagi para jamaah sejak setahun lalu. Di mana biasanya satu sapi merupakan hasil patungan dari 7 peserta. Apalagi jika harga sapinya malah melonjak tinggi melebihi kemampuan para pekurban.
“Intinya kami ingin jangan sampai harganya kelewat tinggi. Biasa kan di pasaran harga naik saat pasokan sedikit. Maka ini tugas pemerintah agar menjaga keseimbangan pasokan hewan ternak dan keterjangkauan harga,” tuturnya lagi.
Menurut Iman semua pihak di Balikpapan terus memperketat pengawasan terhadap hewan ternak yang masuk. Seperti aturan kewajiban menjalani karantina 14 hari di daerah asal sebelum masuk ke Kota Balikpapan. Kemudian saat masuk kota minyak hewan harus menjalani karantina selama tiga hari.
“Kami minta pedagang sapi maupun kambing tidak menaikkan harga jual meskipun pasokan tidak mencukupi. Pasalnya saat ini harga jual kambing di pasaran sudah naik. Padahal jumlah kambing sudah mencukupi kebutuhan di Balikpapan,” tambahnya. (SAN)
Discussion about this post