
Balikpapan, Borneoupdate.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan mempertanyakan kontribusi pemasukan daerah dari sektor retribusi aset daerah. Terutama pada aset yang mendapatkan kuasa pengelolaan oleh pemerintah kepada pihak ketiga.
Anggota Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Aminuddin mengatakan hingga kini ada empat aset milik pemerintah daerah berupa pasar modern dan hotel yang dikelola pihak ketiga dengan sistem Build Operate Transfer (BOT). Dimana durasi kontrak tersebut cukup bervariasi dengan waktu terlama hingga 2036 mendatang.
“Kita punya empat aset daerah yang lagi BOT. Yaitu Ramayana, Bunsay, Novotel dan Pasar Baru Square. Datanya untuk tahun ini masih kami tunggu. Tapi masa bisa kalah dengan Pantai Manggar,” ujarnya kepada wartawan.
Hal ini, lanjut Aminuddin harus menjadi perhatian oleh Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPRD) bersama Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Sebab keduanya merupakan satuan kerja yang menangani soal aset dan retribusi yang dihasilkan untuk pemasukan daerah. Terutama soal kesesuaian laporan pemasukan pihak ketiga dengan retribusi yang disetorkan ke pemerintah daerah.
“Kami jelas mempertanyakan hal tersebut. Kami ingin ada laporan terperinci soal pemasukan pihak ketiga dari hasil pengelolaan aset itu. Apakah sesuai antara retribusi yang disetor dengan pendapatan mereka. Meski memang ada dampak pandemi Covid-19,” tuturnya lagi.
Selain itu, menurut Aminuddin, pihak pemerintah juga harus memperbaiki metode pengelolaan aset setelah BOT dengan pihak ketiga berakhir. Salah satunya untuk pengelolaan pusat perbelanjaan Ramayana yang kontraknya akan berakhir di tahun 2028 mendatang. Sedangkan untuk PBS, Novotel dan Bunsay kontraknya baru berakhir sekitar tahun 2036.
“Menurut saya ini harus dicatat. Khusus ramayana kami ingin perusda pasar yang bergerak. Kita bentuk perusda pasar manuntung yang khusus menangani pengelolaan pasar setelah BOT berakhir. Karena kalau tidak dari sekarang dirancang akan menimbulkan masalah baru nantinya,” tambahnya. (SAN)




















Discussion about this post