
Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD Kota Balikpapan menyayangkan anjloknya pendapatan daerah dari sektor retribusi pantai wisata pada tahun ini. Hal itu dipicu sejumlah pembatasan dari pemerintah terkait pandemi Covid-19. Akibatnya retribusi wisata pantai Manggar yang menjadi andalan pemasukan daerah tidak bisa maksimal.
Anggota DPRD Balikpapan, Taufiq Qul Rahman mengakui penutupan objek wisata pantai mengakibatkan kehilangan pemasukan daerah. Namun pihak pemerintah tentu harus mempertimbangkan juga aspek keselamatan kesehatan warganya terutama saat kondisi grafik pandemi Covid-19 yang masih berkontraksi naik turun seperti saat ini.
“Laporan yang kami terima dari target Rp 4,6 miliar baru tercapai Rp 1,6 miliar. Lebih kepada kondisi yang memaksa tidak bisa maksimal retribusinya. Bahkan saat libur pantainya juga tetap tutup,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (22/10).
Kondisi ini, lanjut Taufiq memang akan menimbulkan kehilangan PAD bagi pemerintah setempat. Dimana PAD yang masuk masih jauh dari target untuk thaun ini. Meski pada tahun lalu, setelah ada revisi target PAD pariwisata ternyata pencapaian hingga akhir bisa melebih target.
“Ini masih ada dua bulan. Jika tidak ada perubahan status PPKM mungkin kita bisa buka pantai secara penuh. Namun tetap pakai protokol kesehatan. Ini yang masih kita lihat perkembangannya,” tuturnya lagi.
Meski begitu, menurut Taufiq, cukup sulit untuk memenuhi target PAD di sektor pariwisata. Karena objek wisata unggulan di Pantai Manggar tidak bisa beroperasi penuh dan baru buka dengan sejumlah aturan pembatasan dari pemerintah.
“Cukup sulit memang menaikkan jumlah pengunjung. Jumlahnya saja dibatasi 25-50%. Maka jangan harap retribusi banyak didapat. Kami paham kondisi ini. Tapi kita perlu terobosan baru dan jangan diam saja,” tambahnya. (FAD)




















Discussion about this post