PPU, Borneoupdate.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyoroti kelayakan operasional armada penyeberangan pasca tenggelamnya Kapal Feri KMP Muchlisa di perairan antara Balikpapan dan Penajam, Senin (05/05). Wakil Bupati PPU Abdul Waris Muin langsung memimpin peninjauan dan menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan penyeberangan. Hal itu sebagai upaya tindak pencegahan terulangnya kejadian serupa.
“Kami tidak hanya fokus pada evakuasi saat ini, tetapi juga harus memastikan kejadian seperti ini tidak terulang. Kami akan evaluasi seluruh SOP dan kelayakan kapal-kapal yang beroperasi di lintasan ini,” ujarnya di Pelabuhan Penajam.
Dari laporan Basarnas, lanjut Waris, KMP Muchlisa berangkat dari Pelabuhan Karingau Balikpapan pukul 14.00 WITA dan seharusnya tiba di Penajam sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Namun, saat hendak merapat kapal itu mengalami kerusakan serius pada sistem penggeraknya. “ABK menemukan mesin sebelah kiri mati karena as propeller patah,” lanjutnya mengutip keterangan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan.
Untuk itu, menurut Waris, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh pihak yang terlibat dalam misi penyelamatan. Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan menunggu informasi resmi dari otoritas terkait. Termasuk mendirikan posko bantuan di Pelabuhan Penajam untuk memfasilitasi keluarga penumpang. Selain bantuan logistik dan informasi, tim medis dan psikolog juga disiagakan untuk mendampingi keluarga korban.
“Kami sangat prihatin atas musibah ini. Kami minta semua unsur bergerak cepat dan bekerja maksimal untuk menemukan korban secepatnya. Harapan kami, para korban ditemukan dalam keadaan selamat. Keluarga korban juga mendapat ketabahan atas kejadian ini,” tuturnya lagi.
Waris juga meminta adanya evaluasi menyeluruh atas kejadian ini. Terutama pada perusahaan penyedia jasa penyeberangan yang melayani rute teluk Balikpapan. Pemerintah daerah pun menegaskan komitmennya untuk memperketat pengawasan operasional kapal. Khususnya dalam meningkatkan standar pelayaran demi keselamatan penumpang.
“Ini bukan hanya soal cuaca atau teknis kapal, ini tentang nyawa manusia. Kami tidak akan membiarkan sistem keselamatan yang lemah kembali mengancam masyarakat. Makanya kami minta evaluasi secara menyeluruh. Agar ada antisipasi kejadian serupa,” tambahnya. (*/ANA/DiskominfoPPU)
Discussion about this post