Samarinda, Borneoupdate.com – Pemkot Samarinda bekerjasama dengan Universitas 17 Agustus Surabaya mengadakan Seminar Nasional yang bertema Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan Suatu Upaya Mendukung Pemindahan Ibukota Negara (IKN) yang dilaksanakan di Swiss-Bell Hotel Borneo, Jalan Mulawarman, Samarinda pada Rabu (11/03/2020) pukul 08.00 WITA.
Walikota Samarinda, Syahrie Jaang dalam sambutan mengatakan dengan Jumlah penduduk sekitar 900.000 lebih kesiapan pangan Samarinda 70-80% dari luar daerah. Artinya hanya 20% saja pangan yang berasal dari daerah sendiri.
“Di Samarinda, bahan pangan kita berasal dari luar daerah seperti Jawa dan Sulawesi, contoh tomat saja kita ambil dari Enrekang,” jelas Jaang
Lebih lanjut, Jaang menjelaskan Seminar ini menjadi penting dan hubungan kegiatan ini dengan pemerintah daerah yakni bertanggung jawab dalam hal bagaimana ketahanan pangan di daerah. Pemerintah sudah membuat UU 18/2012 yang mana didalamnya sudah mengatur bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan pangan, kualitas pangan dan menetapkan jenis pangan lokal.
“Ada juga Peraturan Pemerintah, Perpres, Dewan Ketahanan Pangan. Selain itu ada juga UU 08/1999 tentang Perlindungan Konsumen bahwa pemerintah daerah itu boleh digugat oleh masyarakatnya jika tidak bisa menjaga stabilitas harga yang ada di daerah,” terang Wali Kota dua Periode ini.
Hal serupa disampaikan, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Samarinda, Moh Saleh memaparkan bahwa selama ini pangan tidak dikupas tuntus dan ingin pangan Samarinda memiliki regulasi atau payung hukum dalam pangan. Tidak hanya itu Dinas Ketahanan Pangan Samarinda sudah melakukan upaya penekanan angka harga pangan di hari-hari tertentu.
“ Upaya yang akan kami lakukan ialah bazar pangan, kita lakukan bazar pangan itu untuk menekan harga pasar. Ini kami lakukan menjelang hari-hari besar nasional, kemudian bulan suci Ramadhan, Hari Raya. Sebetulnya bazar pangan ini sudah dilakukan sejak tahun 2017 jadi kami rambah secara pelan-pelan dengan cara itu,”paparnya.
Moh Soleh juga berharap Samarinda sebagai Penyangga Ibukota Negara, masyarakat Samarinda tidak boleh yang kekurangan pangan dari kelompok kecil sampai dengan kelompok besar.
“Kami sudah mengupayakan bekerja sama dengan RT, Lurah, PKK dan Dasawisma, Camat untuk memperhatikan pangan di Samarinda, artinya tidak boleh diabaikan,ujarnya lagi
Dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat, perkepala keluarga untuk memanfaatkan halaman.
“Contoh di halaman depan rumah kan bisa ditanami bahan pangan seperti lombok, toman dan lainnya sehingga tidak membeli,” tutupnya. (Wan/Man)
Discussion about this post