Balikpapan, Borneoupdate.com – Pemerintah Kota Balikpapan masih mempertimbangkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa SMA-SMK. Pasalnya hingga kini belum ada pengumuman resmi dari Pemerintah Provinsi Kaltim terhadap kegiatan belajar di tingkat lanjutan atas tersebut. Karena SMA dan SMK berada di bawah koordinasi wilayah Kaltim.
Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud menilai dengan cakupan vaksinasi pelajar yang sudah 94 persen seharusnya SMA-SMK sudah PTM. Namun hingga kini PTM baru terbatas pada siswa SD dan SMP yang berada di bawah kewenangan pemerintah setempat.
“Dosis pertama vaksinasi pelajar di kita sudah mencapai 94 persen. Tapi memang belum ada arahan dari Pemerintah Provinsi untuk tatap muka,” ujarnya usai menghadiri kegiatan peringatan hari kesehatan, Jumat (12/11).
Menurut Rahmad, prosentase vaksinasi pelajar Balikpapan memang lebih tinggi dari pada kabupaten kota lainnya di Kaltim. Dimana tercatat vaksinasi Covid-19 dosis pertama bagi pelajar se Kaltim baru mencapai 74 persen. Tapi secara khusus, Kota Balikpapan sudah melebihi syarat 90 persen untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka.
“Kami minta rekomendasi dari Bapak Gubernur untuk mengizinkan anak-anak kami yang SMA/SMK bisa bertemu langsung. Dan itu akan dibicarakan tim dari gubernur, agar bisa direkomendasikan karena Balikpapan ini sudah 94 persen,” tuturnya lagi.
Secara terpisah, Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Sandy Ardian mengatakan vaksinasi untuk pelajar ini cukup meningkatkan kepercayaan orang tua terhadap pelaksanaan PTM di sekolah. Meski seseorang yang sudah mendapatkan vaksin tidak otomatis kebal dari virus corona. Namun setidaknya imun penerima vaksin meningkat dalam menghadapi serangan virus tersebut.
“Kita berharap ya bawa cakupan vaksinasi Covid-19 ini dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam mengikuti pembelajaran secara tatap muka,” terangnya.
Menurut Sandy, hasil evaluasi PTM sejak 11 Oktober 2021 lalu menunjukkan pihak sekolah sudah mengikuti dan memenuhi standar protokol kesehatan. Di antaranya pengaturan jumlah siswa, penggunaan masker, cuci tangan hingga pencegahan kerumunan saat kegiatan masuk dan pulang sekolah. Hal ini dinilai cukup efektif mencegah potensi penyebaran Covid-19 di sekolah.
“Alhamdulillah dari laporan yang masuk semenjak pembukaan PTM sampai kini belum ada siswa maupun guru yang terpapar Covid-19. Ini patut kita syukuri dan terus mempertahankan kepatuhan pada protokol kesehatan,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post