Balikpapan, Borneoupdate.com- Posisi Kota Balikpapan sebagai kota penyangga ibukota negara yang baru diharapkan mampu menarik investor dari luar daerah maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya ke kota minyak. Namun hal itu harus dibarengi dengan inovasi kebijakan dari pemerintah daerah sebagai stakeholder.
Hal itulah yang diinginkan ketua Komisi I DPRD Balikpapan, Johnny Ng, dalam menyikapi posisi Balikpapan yang akan terkena dampak langsung dari pemindahan ibukota negara yang dijadwalkan mulai tahun 2020 mendatang. Ia meyakini kota minyak akan berkembang jika pemerintah segera membahas peluang dan tantangan yang akan dihadapi sebagai penyangga ibukota.
“Mungkin hari ini ekonomi kita masih lesu. APBD juga masih defisit. Tapi yakinlah ekonomi akan bergerak. Balikpapan otomatis pasti akan banyak berkembang karena posisinya sebagai penyangga IKN. Tapi tentu harus ada persiapan menghadapi hal itu,” kata Johnny saat ditemui di kantornya, Selasa (19/11).
Menurutnya, OPD semacam Disporapar, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) dan instansi lainnya perlu segera membuat pemetaan tentang potensi investasi di Balikpapan. Sehingga potensi tersebut bisa menjadi nilai tawar bagi para investor yang tertarik menanamkan modal usaha di kota minyak.
“Pemerintah di daerah perlu buat Inovasi terlebih dahulu jika mau investor banyak masuk. Mungkin dirasa cukup sulit mencari investor. Tapi kalau berharap APBD juga terbatas maka perlu sekali adanya investor untuk mendongkrak perekonomian. Maka persoalan seperti perizinan dan iklim usaha perlu diperhatikan pihak pemerintah disini,” tutur Johnny.
Menurutnya, selama ini memang belum ada investor besar yang serius berniat masuk menanamkan modal ke Balikpapan. Biasanya mereka baru sebatas punya meminta gambaran site plan dan iklim usaha di Balikpapan namun tidak ada kelanjutannya.
“Kami di komisi I siap duduk bersama membahas payung hukum yang diperlukan. Karena investor pasti menginginkan kejelasan akses jalan, ketersediaan listrik dan air bersih. Kalau kendala seperti ini lambat diantisipasi maka jangan berharap investor akan melirik Balikpapan,” tandas politisi Golkar ini. (FAD)
Discussion about this post