Balikpapan, Borneoupdate.com- DPRD Kota Balikpapan meminta Dinas Tenaga kerja mampu menahan laju angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di tahun 2020 ini. Permintaan tersebut agar jumlah pengangguran di Balikpapan yang tercatat 28 ribu orang tidak terus bertambah dengan adanya korban PHK.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Iwan Wahyudi mengatakan pengangguran dan PHK merupakan pekerjaan rumah yang dihadapi oleh disnaker di kota minyak. Mengingat kota ini diprediksi akan mengalami penambahan jumlah penduduk yang signifikan seiring posisinya menjadi pintu gerbang menuju lokasi ibukota negara (IKN) yang baru di Kabupaten PPU dan Kukar.
“Lowongan kerja menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran. Namun hal itu tergantung jumlah peluang yang dibuka pihak perusahaan. Salah satu proyek yang diharapkan mampu menyerap tenaga lokal yakni perluasan kilang (RDMP) Pertamina di Balikpapan. Meski yang terjadi di lapangan prosentase penyerapan tenaga lokal terbilang kecil,” ujarnya.
Sebab itu, Iwan menyarankan masyarakat tidak sepenuhnya menggantungkan diri kepada pemerintah dan harus berbenah sedemikian rupa saling bersinergi menggerakkan perekonomian daerah. Salah satunya melalui program wiraswasta di sektor mikro kecil menengah yang diharapkan menjadi solusi pekerjaan alternatif bagi warga di Balikpapan.
“Kami akui jumlah kuota pencari kerja dengan lapangan pekerjaan tidak sebanding. Area lapangan kerja memang perlu penambahan. Tapi itu tergantung kebutuhan dari penyedia kerjanya sendiri. Ini jadi PR kita bersama agar pengangguran yang ada dapat terserap secara menyeluruh,” tutur politisi asal PPP ini.
Terkait persoalan ini, Iwan meminta keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) harus mampu menjadikan masyarakat Balikpapan terampil agar siap memasuki dunia kerja. Di mana suatu daerah dapat dikatakan maju ketika masyarakat pada daerah itu memiliki pola pikir dewasa, mampu mengembangkan diri dan melihat peluang dengan baik serta memiliki kemampuan dan komitmen tinggi untuk tidak mengandalkan orang lain.
“Pencari kerja tidak boleh takut menghadapi rintangan termasuk merintis usaha dari kecil. Banyak sekali kita bisa temui anak muda mengeluh ketika di awal usahanya. Akhirnya gagal dan berhenti berusaha. Padahal usaha itu memerlukan proses dan bisa menghasilkan mental yang kuat bagi pelakunya. Saya pikir usaha kecil justru menggerakkan perekonomian daerah di tengah pengangguran dan PHK,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post