
Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD Kota Balikpapan meminta kajian ulang terhadap desain rencana pembangunan SMP Negeri 25 di Kecamatan Balikpapan Barat. Pasalnya konstruksi bangunan yang berada di kawasan pesisir itu rawan terendam air laut. Terutama saat terjadi pasang air laut tinggi hingga banjir rob akibat perubahan cuaca yang ekstrem.
Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Budiono mengatakan siap memperjuangkan permintaan kajian ulang terhadap desain rencana pembangunan SMPN 25 ini. Mengingat pemerintah dan satuan kerja terkait perlu memperhatikan beberapa hal dalam realisasi fasilitas pendidikan tersebut. Di antaranya masalah lokasi lahan pembangunan yang berada di kawasan atas air dan kerawanan terhadap rendaman air laut.
“Karena konstruksi dari SMP 25 yang berada di atas kawasan atas air tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan khususnya dalam masalah ketahanan konstruksinya. Apakah bisa ini yang sudah dibuat sudah bisa mengantisipasi ketika terjadi kenaikan permukaan air laut,” ujarnya kepada wartawan, Senin (14/03).
Menurut Budiono, pengalaman dalam beberapa tahun terakhir seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah setempat. Terutama wilayah pesisir di Kota Balikpapan yang terkena bencana banjir rob. Saat itu tercatat ada beberapa rumah warga yang sampai tenggelam akibat kenaikan tinggi permukaan air laut.
“Kita ingin membangun fasilitas pendidikan bukan untuk setahun atau dua tahun. tapi kita ingin bangunannya kuat dan tahan lama. Kalau perlu bisa bertahan hingga 10 hingga 20 tahun kedepan,” tutur anggota legislatif dari daerah pemilihan Balikpapan Barat ini.
Selain itu, tambah Budiono, dirinya meminta pemerintah kota membuat simulasi jalan untuk menuju SMPN 25. Karena salah satu akses jalan untuk menuju SMP 25 adalah melalui pasar Pandansari. Kawasan itu tergolong padat dan memerlukan kajian dampak lalu lintas saat sekolah beroperasi. Termasuk lokasi sekolah yang berdekatan dengan lokasi kilang Pertamina. Perlu adanya kajian dampak kebisingan ketika kegiatan belajar belajar berlangsung.
“Karena sekolah itu berada di kawasan padat. Bukan hanya penduduk tapi ada pasar dan Pertamina. Itu bagaimana nanti saat sekolah buka terhadap lalu lintas warga yang menyekolahkan anaknya kesitu. Lalu bagaimana dengan suara di kilang itu,” tambahnya. (FAD)




















Discussion about this post