Balikpapan, Borneoupdate.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar worhshop jurnalistik di Balikpapan. Kali persoalan sawit yang menjadi pokok bahasan. Di mana ada banyak tantangan terhadap industri di lapangan. Mulai dari pemberitaan negatif seputar dampak lingkungan. Hingga kepastian hukum soal tata kelola perkebunan sawit.
Ketua PWI Pusat, Henry CH Bangun meminta para wartawan mampu bersikap terhadap isu sawit. Karena persoalan ini sudah menjadi pemberitaan dalam skala nasional dan internasional. Namun berita yang beredar lebih membawa dampak negatif bagi Indonesia. Padahal total luas lahan sawit secara nasional mencapai 16,8 juta hektar. Artinya ada hajat hidup masyarakat yang bergantung di sektor kelapa sawit.
“Kelapa sawit ini isu internasional dan nasional. Ada beberapa persoalan yang harus ditangani. Wartawan tidak boleh termakan berita yang ternyata sumbernya tidak jelas. Mungkin bisa buka soal ini di situs Gapki,” ujarnya, Kamis (25/07).
Untuk itu, lanjut Henry, wartawan seharusnya bisa berpihak terhadap nasib petani sawit. Meski secara kode etik memang wartawan harus bersikap independen dalam pemberitaan. Tapi opini dari luar yang muncul sudah memberikan dampak negatif bagi sektor sawit. Bahkan masyarakat yang terlibat juga terkena imbasnya. Mereka mengalami kesulitan secara perekonomian akibat isu sawit yang berkembang di berbagai media.
“Soalnya ini isu yang seksi. Cuma sorotannya lebih ke negatif. Memang wartawan harus independen. Tapi dalam soal ini kita harus berpihak. Ini soal nasib warga yang berjuang untuk penghidupan keluarganya. Sementara kampanye negatif soal sawit kita terus terjadi,” jelasnya.
Menurut Henry, wartawan perlu terlibat aktif dalam pemberitaan soal sawit. Asalkan tetap menjunjung tinggi kode etik dan prilaku selaku jurnalis. Sebab hal ini bagian dari membela kepentingan umum. Di tengah isu negatif sawit nasional. Mengingat perkebunan sawit juga menyangkut mata pencaharian warga. Apalagi sektor ini termasuk padat dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Kalau lewat koran kan halamannya terbatas. Kan ini masanya media online mau seribu halaman juga bisa. Makanya saya berharap teman-teman rajin memberitakan tentang kelapa sawit. Karena ini memperjuangkan nasib saudara kita sesama warga Indonesia,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post