Balikpapan, Borneoupdate.com- Selama ini banyak masyarakat yang tidak memahami manfaat positif dari air hujan. Padahal saat curah hujan tinggi dapat menyengsarakan banyak orang, akibat bencana banjir seperti yang kerap melanda kawasan rendah di seluruh wilayah Kota Balikpapan. Begitu pula sebaliknya saat musim kemarau tiba, selain berdampak terhadap kekeringan juga krisis air bersih dialami masyarakat.
Menyikapi kondisi demikian, Kepala Sub Bidang Pertambangan Energi Pertanian dan Kelautan (PEPK) Pusat Pengendalian Pembuatan Ekoregion Kalimantan (P3EK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Heri Susanto, mengajak masyarakat Balikpapan untuk memanfaatkan air hujan secara bijak, yang nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan pribadi, keluarga maupun lingkungan sekitar.
Hal itu diungkapkan Heri Susanto kepada Borneoupdate.com, usai menyampaikan materi pemanenan air hujan dengan metode yang benar di SMP Negeri 22 Kelurahan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah.
” Sistem pemanenan air hujan ini merupakan program Pusat Pengendalian Pembuatan Ekoregion Kalimantan (P3EK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Program ini bertujuan membangkitkan minat generasi muda khususnya siswa-siswi SMP, untuk belajar memanen air hujan guna mengatasi krisis air bersih yang kerap melanda Balikpapan, karena geografis wilayahnya pegunungan sehingga saat hujan deras turun air susah ditampung. Oleh sebab itu perlunya diterapkan sistem pemanenan air hujan ” terang Heri Susanto.
Lebih lanjut Heri Susanto menjelaskan, pemanenan air hujan selama ini sudah dilakukan oleh kalangan masyarakat, namun untuk tingkat sekolahan baru pertama kali di dilakukan di SMP Negeri 22 Balikpapan.
“Sosialisasi pemanenan air hujan dengan sistem penyaringan agar layak konsumsi ini diikuti puluhan pelajar dari 23 SMP di Kota Balikpapan, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari sebagai langkah awal untuk membangkitkan sikap kepedulian generasi muda, bahwa air hujan jika dikelola dengan benar dan tepat dapat memberikan manfaat positif,” pungkas Heri Susanto
” Diharapkan melalui sosialisasi pemanenan air hujan akan lahir duta-duta lingkungan dari kalangan pelajar, yang memiliki potensi dan nantinya mampu mengimplementasikan ilmunya baik untuk kepentingan keluarga, lingkungan maupun Kota Balikpapan pada saat dilanda krisis air,” tambahnya
Diakui Heri, SMP negeri 22 yang berada di wilayah Balikpapan Tengah dengan kontur tanahnya yang berbukit, telah menerapkan sistem penampungan air hujan dengan cara sederhana. Oleh karena itu SMP Negeri 22 layak ditetapkan sebagai pilot project, yakni sebagai sekolah percontohan pemanenan air hujan pertama kali di Indonesia.
Sementara itu Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Hj.Sunarmi kepada Borneoupdate.com mengatakan, selama ini pemanenan air hujan sudah lama diterapkan di sekolahnya. Dan dengan adanya bantuan dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Pusat Pengendalian Pembuatan Ekoregion Kalimantan (P3EK), yang melibatkan Komunitas Banyu Bening Yogyakarta, kini SMP Negeri 22 memiliki satu unit instalasi pemanenan air hujan dengan metode penyaringan yang benar, sehingga air yang dihasilkan dapat berdaya guna. Selain itu sebagian airnya dialirkan ke tanah melalui biopori, untuk persediaan air tanah.
Sunarmi menegaskan, sebagai sekolah percontohan pemanenan air hujan pertama di Indonesia, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk mensukseskan program KLHK agar bisa ditularkan ke sekolah lain.
” Program pemanenan air hujan dari KLHK ini imbasnya sangat luar biasa, khususnya bagi generasi muda untuk ikut peduli dalam melestarikan lingkungan. Terlebih saat ini banyak anak-anak yang memandang air hujan hanya sebelah mata, padahal dampak negatifnya jika terjadi banjir menyengsarakan banyak orang,” terang Sunarmi
” Air hujan jika diproses dengan benar maka PHnya lebih dari 7 sehingga dapat di minum, selain itu dengan kadar keasamannya dapat digunakan sebagai bahan pupuk cair, untuk bahan kecantikan dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit,” tambahnya
Dengan ditetapkannya sebagai sekolah percontohan pemanenan air hujan yang pertama di Indonesia oleh KLHK, kini SMP Negeri 22 memiliki julukan sebagai Sekolah Air Hujan SMP Negeri dua-dua (SAH SPandudu). Sunarmi berharap, untuk kepentingan jangka panjang pihaknya akan membangun water tank yakni tempat penampungan air hujan, yang airnya selain digunakan untuk kepentingan sekolah juga dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar dan tempat ibadah.
” Untuk mewujudkan hal itu, kami berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, selain itu juga adanya kepedulian perusahaan untuk mengucurkan bantuannya melalui program CSR,” tutup Sunarmi. (TS1982)
Discussion about this post