Balikpapan, Borneoupdate.com – Hingga kini, pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata di Balikpapan masih bertumpu pada Pantai Manggar. Namun di tengah kondisi pandemi Covid-19 dalam setahun membuat PAD dari wisata pantai kurang maksimal. Selain itu PAD sektor wisata menjadi kurang beragam.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Mieke Henny mengatakan pemerintah setempat tidak bisa hanya mengandalkan wisata pantai. Apalagi cukup banyak potensi lain yang belum tergarap. Seperti wisata budaya, alam dan lingkungan yang bisa menjadi objek wisata baru.
“Kami terus mendorong pengembangan wisata. Jangan hanya pantai. Kan masih ada budaya masyarakat dan wisata belanja. Ini perlu kita garap juga jadi sumber PAD kita,” ujarnya, Ahad (31/10).
Mieke mengakui wisata pantai selama ini sudah menjadi lumbung PAD pariwisata di kota minyak. Tapi perluasan jenis objek wisata tentunya akan mengundang lebih banyak wisatawan. Mengingat di era digital seperti sekarang cukup mempermudah pengenalan berbagai jenis wisata kepada publik.
“Kami selaku mitra kerja dinas pariwisata minta untuk mendata potensi pariwisata lainnya. Jangan hanya terfokus pada Pantai Manggar. Kami yakin masih banyak lokasi wisata lain di kota itu yang juga bagus mendatangkan wisatawan,” tuturnya lagi.
Menurut Mieke adanya peraturan daerah tentang pengaturan pedagang kaki lima (PKL) bisa bermanfaat bagi pemerintah. Terutama dalam membangun wisata kuliner sekaligus memperkenalkan makanan khas warga setempat. Ini tentu menjadi potensi pendapatan bagi pemerintah dari sektor retribusi.
“Makanya kita perlu membangun Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera). Kawasan itu juga bisa jadi tujuan wisata para pencari kuliner. Nantinya kan jadi menambah pendapatan retribusi,” tambah politisi Partai Demokrat Balikpapan ini. (SAN)
Discussion about this post